Rabu, 03 Juni 2009

Hidup Di Dalam Terang Allah

Surat 1 Yohanes 1:5-10 tertulis demikian:

“Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka ia adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Berdasarkan surat 1 Yohanes 1:5-10, saya akan membaginya menjadi beberapa bagian. Yang pertama, saya akan menjelaskan kepada Anda mengenai dasar dari orang Kristen untuk hidup di dalam terang. Yang kedua, saya akan menjelaskan kepada Anda mengenai akibat hidup di dalam terang. Dua hal ini yang akan kita pelajari di dalam pembelajaran firman Tuhan kali ini.

Kita akan melihat yang pertama yaitu: “Dasar dari orang Kristen untuk hidup di dalam terang.” Dasar dari orang Kristen untuk hidup di dalam terang. Ini dapat dilihat di dalam ayat 5, yang tertulis demikian: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia tidak ada kegelapan.”

Berdasarkan ayat 5 ini ada dua dasar/alasan, kenapa setiap orang Kristen harus hidup di dalam terang. Dasar/alasan yang pertama, kenapa setiap orang Kristen harus hidup di dalam terang yaitu “Allah adalah terang.” Ini terlihat dengan adanya kalimat: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang.” Allah adalah terang, ini yang menjadi dasar pertama, bahwa setiap kita harus hidup di dalam terang. Ada beberapa pengertian mengenai kalimat: “Allah adalah terang.” Allah adalah terang, menunjukkan bahwa diri-Nya megah dan mulia. Tidak ada yang mulia sebagaimana terang yang bersinar-sinar di dalam kegelapan. Dan ini merupakan sebuah kemegahan Tuhan. Allah adalah terang, ini menunjukkan bahwa Allah yang menyatakan diri kepada kita. Di atas segala sesuatu terang dapat dilihat, dan Tuhan menerangi gelap yang terdapat di sekitarnya. Di sisi yang lain, bahwa tidak ada yang tersembunyi dan rahasia mengenai Allah. Ia mau untuk dilihat dan dikenal oleh manusia. Allah adalah terang, ini menunjukkan kemurnian dan kekudusan Allah kepada kita. Tidak ada kegelapan yang menyelimuti kejahatan yang tersembunyi di dalam Allah. Tuhan berkata-kata kepada kita mengenai kemurahan-Nya yang murni dan kekudusan-Nya yang tanpa noda. Allah adalah terang, ini menunjukkan mengenai bimbingan Allah. Fungsi utama dari terang yaitu untuk menunjukkan jalan. Allah di dalam Kristus menunjukkan jalannya kepada kita, supaya kita hidup di dalam kebenaran Allah. Allah adalah terang, ini menunjukkan mengenai kualitas yang dinyatakan dihadirat Allah. Cacat dan cela yang ada di dalam kegelapan tersembunyi, akan menjadi nyata di dalam terang. Terang menyatakan ketidak sempurnaan setiap pucuk perbuatan manusia atau materi. Demikianlah maka ketidak sempurnaan dari kehidupan dilihat dihadirat Allah. Kita tidak pernah mengetahui betapa dalamnya kehidupan kita telah jatuh dan betapa tingginya kehidupan kita terangkat sampai kita melihatnya di dalam terang yang disingkapkan oleh Allah. Mazmur 36:10 tertulis: “Sebab padamu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.” Yohanes 12:36 tertulis: “Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.” Allah adalah terang, inilah yang harus menjadi dasar hidup setiap orang Kristen, bahwa kita harus hidup di dalam terang. Efesus 5:8 tertulis: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan, Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.”

Kita akan melihat dasar yang kedua, kenapa setiap orang Kristen harus hidup di dalam terang Allah yaitu “Di dalam Allah tidak ada kegelapan.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 5b yang tertulis demikian: “dan di dalam Dia tidak ada kegelapan.”

Ada beberapa pengertian mengenai “kegelapan.” Kegelapan memiliki arti kehidupan yang tanpa Kristus. Tuhan menampilkan kehidupan yang dialami seseorang sebelum bertemu dengan Kristus atau suatu kehidupan yang menyimpang dari Dia. Kristus sudah datang, maka kegelapan telah lewat dan terang yang sejati bersinar (1 Yoh 2:8). Paulus menulis kepada setiap orang percaya bahwa mereka pernah berada dalam kegelapan, tetapi mereka sekarang bercahaya di dalam Tuhan (Ef 5:8). Allah telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan membawa kita ke dalam Kerajaan Puteranya yang kekasih (Kol 1:13). Orang-orang Kristen tidak berada di dalam kegelapan karena kita adalah anak-anak terang (I Tes 5:4, 5). Setiap orang yang mengikuti Kristus tidak akan berjalan di dalam kegelapan, sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain, tetapi mereka akan memperoleh terang kehidupan (Yoh 8:12). Allah telah memanggil kita keluar dari kegelapan ke dalam terangnya yang ajaib (1 Petr 2:9). Kegelapan itu bermusuhan dengan terang. Kegelapan memiliki arti kebodohan hidup yang terpisah dari Kristus. Kegelapan memiliki arti kehidupan yang kacau balau tanpa Allah. Kegelapan memiliki arti kehidupan yang tanpa moral dari mereka yang hidup tanpa Kristus. Oleh karena itu kita di tuntut oleh firman Tuhan untuk meninggalkan pekerjaan-pekerjaan kegelapan. Roma 13:12 tertulis: “Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata Allah.” Di sisi yang lain, kegelapan memiliki ciri-ciri sebagai yang tidak berbuah (Ef 5:11). Kegelapan dikaitkan dengan danya ketiadaan kasih dan kebencian. Kegelapan merupakan tempat tinggal musuh-musuh dari Kristus. Dan di dalam Tuhan tidak ada kegelapan. Di dalam Tuhan tidak ada kejahatan, yang ada di dalam Dia hanya kebaikan, kekudusan, kesucian, kemuliaan. Inilah yang menjadi dasar hidup kita di dalam terang. Namun sayang, masih banyak diantara kita yang masih menyukai hidup di dalam kegelapan. Yohanes 3:19 tertulis: “Dan inilah hukuman itu; Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”

Kita akan melihat yang kedua yaitu “Akibat hidup di dalam terang Allah.” Ada beberapa akibat dari hidup di dalam terang Allah. Akibat yang pertama, dari hidup di dalam terang Allah yaitu: “Memiliki persekutuan dengan Kristus.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 7 yang tertulis demikian: “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”

Ayat 7 ini menjelaskan kepada kita, bahwa setiap orang yang hidup di dalam terang Allah, maka akibatnya memiliki persekutan dengan Tuhan. Orang yang hidup di dalam kegelapan, yang hidupnya terpisah dari Allah tidak mungkin memiliki persekutuan dengan Allah dan memiliki persekutuan dengan sesama. Orang yang hidup berada diluar Tuhan, tidak mungkin dapat menikmati persekutuan yang indah bersama dengan Tuhan. Persekutuan yang indah dengan Tuhan hanya dapat dicapai kalau kita hidup di dalam terang Tuhan. Yesus adalah terang. Jika kita hidup di dalam Dia dengan sungguh-sungguh maka kita dapat menikmati indanya persekutuan dengan Tuhan. Masih banyak diantara kita, secara khusus orang-orang Kristen tidak memiliki persekutan yang indah bersama dengan Tuhan. Masih banyak orang-orang Kristen tidak merasakan indahnya bersekutu dengan Tuhan, karena ketidaksungguhan mereka dalam mengikut Tuhan. Ada orang Kristen yang bertahun-tahun menjadi Kristen tidak pernah mencari Tuhan, tidak pernah beribadah, tidak pernah membaca Alkitab dan lain sebagainya. Orientasi hidupnya/sisa-sisa hidupnya/kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan, hanya sekedar ditujukan kepada hal-hal lahiriah/duniawi. Contohnya: makan, minum, bekerja (bisnis, mencari uang sebanyak-banyaknya), mencari popularitas hidup, jabatan dan lain sebagainya. Hal ini dijadikan sebagai tujuan utama sebagian besar hidup manusia, termasuk orang Kristen. Dan pada akhirnya untuk meraih tujuan itu, tidak jarang diantara kita banyak yang jatuh dalam dosa, melanggar norma-norma hukum dan agama. Dan akibatnya nasih buruk yang dialami. Inilah akibat sebuah kehidupan yang didasarkan kepada dunia/hal-hal lahiriah. Mencari hal-hal dunia, memang tidak salah, tetapi kalau fokus hidup Anda hanya sekedar ditujukan kepada hal tersebut, maka itu merupakan sebuah kekeliruan. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan supaya kita hidup di dalam Dia. Kita diciptakan untuk bersekutu dengan Tuhan. Maka kalau hidup kita berada di luar Tuhan, maka kita hidup diluar hakekat penciptaan Tuhan. Jika Anda hidup diluar Tuhan dan tidak memiliki persekutan dengan Tuhan. Kembalilah kepada-Nya, Yesus adalah pengantara antara kita dan Allah. Melalui Dia, kita dapat bersekutu dengan Allah Bapa.

Kita akan melihat akibat yang kedua, dari hidup di dalam terang Allah yaitu: “Kita disucikan oleh darah Yesus.” Ini masih dapat dilihat di dalam ayat ke 7b, yang tertulis demikian: “dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” Di dalam ayat 7b ini, ada kata “menyucikan” dalam teks asli Alkitab memakai kata katharizein. Kata katharizein berasal dari kata dasar katharizo yang memiliki arti: “membersihkan, mentahirkan, melenyapkan, menyatakan bersih, menyucikan.” Pada mulanya kata katharizo merupakan sebuah kata ritual yang menggambarkan upacara-upacara dan penyucian-penyucian, yang mengkwalifikasikan seseorang untuk mendekati ilah-ilahnya. Berdasarkan perjalanan waktu, kata ini mengalami perubahan makna menjadi sesuatu yang memiliki makna moral yang menggambarkan kebaikan, yang memungkinkan seseorang untuk masuk ke dalam hadirat Allah. Dengan kata lain, melalui penyucian darah Yesus, kita bisa masuk kehadirat Allah. Melalui pembersihan dosa yang dilakukan oleh Yesus dikayu salib kita dapat masuk ke hadirat Allah yang kudus. Kita dapat bersekutu dengan Allah dan menghampiri tahta-Nya. Tidak ada kebahagiaan yang lebih mulia, selain kita disucikan dan dikuduskan oleh Tuhan Yesus dari dosa-dosa kita. Yesaya 1:18 tertulis demikian: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” 1 Petrus 2:24 tertulis: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Bersyukurlah, jika Yesus telah menjadi bagian di dalam hidup Anda, karena Dia kita bisa masuk dalam hadirat Allah dan bersekutu dengan Allah secara intim. Tidak ada kebahagiaan yang lebih indah, selain kita dapat bersekutu dengan Allah dan kita disucikan dari dosa-dosa kita. Marilah kita selalu mengucapkan syukur atas perkenanan Tuhan yang rela mati di kayu salib untuk kita manusia berdosa. Selain itu marilah kita hidup sungguh-sungguh mengabdi kepadan-Nya sampai akhir hidup kita. Karena Dia rela berkorban, mati dikayu salib untuk kita semua. Tanpa Dia, kita adalah calon-calon Neraka. Marilah kita hidup di dalam pengabdian yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan memberkati Anda.