Senin, 06 Oktober 2008

Masa Depan Yang Cerah

“Masa Depan Yang Cerah”
(Yeremia 29: 4-11)

Saudara, semua manusia di dunia ini, baik itu anak kecil, orang dewasa, orang tua mau pun orang muda, mendambakan masa depan yang baik, masa depan yang cerah, yang penuh dengan keberhasilan/kesuksesan dalam semua aspek kehidupannya. Semua orang tua pasti mengharapkan masa depan yang baik bagi anak-anaknya, sehingga mereka berusaha menyekolahkan dan mendidik anaknya dengan baik, semua pelajar tentu menginginkan prestasi yang baik dalam study-nya sehingga ia terus belajar untuk mencapai kerinduannya itu, semua pengusaha pasti menginginkan semua usaha dan pekerjaannya berhasil dengan baik. Semua itu berhubungan dengan kerinduan hati manusia untuk mendapatkan masa depan yang baik. Saudara…, Firman Tuhan mencatat bahwa Allah telah merancangkan masa depan yang baik bagi semua manusia yang percaya kepadaNya. Jaminan ini dapat kita lihat dalam teks Firman Tuhan yang akan dan renungkan saat ini yaitu: Yeremia 29:4-11, khususnya yang tertulis dalam ayat 11: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."

Yeremia 29:1 menginformasikan bahwa janji mengenai masa depan yang cerah/hari depan yang penuh harapan ini, diberikan Allah kepada orang Israel ketika mereka sedang berada dalam pembuangan di Babel. Bangsa Israel telah berdosa terhadap Allah, sehingga Allah menghukum mereka, Allah membiarkan kota Yerusalem dihancurkan, penduduknya ditawan ke Babel dan dijadikan budak di sana. Di tengah-tengah penderitaan dan situasi yang sepertinya sudah tidak ada pengharapan inilah, janji Allah ini diberikan kepada orang Israel. Melalui Firman yang sampaikan melalui nabi Yeremia ini, Allah ingin menegaskan kepada Israel bahwa masa depan manusia tidak bergantung pada kondisi manusia dan situasi dunia, tetapi masa depan manusia ada di tangan Allah. Hanya Allah yang memiliki kedaulatan untuk mengatur masa depan manusia dan dunia.

Saudara, sering kali kondisi kita atau keadaan dunia saat ini, kita jadikan sebagai acuan dalam melihat masa depan kita. Jika kita berada dalam kondisi yang baik, sehat dan segala kebutuhan terpenuhi, kita merasa yakin bahwa masa depan yang baik akan kita miliki, tetapi apa bila kita berada dalam kondisi yang sebaliknya, kita akan menjadi pesimis terhadap masa depan kita. Saat ini banyak orang ingin tahu tentang masa depannya dan ada juga yang merasa ragu dengan masa depannya, inilah yang mendorong mereka untuk mencari para peramal dan orang-orang pintar untuk mengetahui masa depan mereka. Pertanyaannya apakan para peramal dan orang-orang pintar itu mengetahui secara pasti tentang apa yang akan terjadi dengan kita di masa yang akan datang? Bukankah mereka hanyalah manusia biasa yang juga tidak mengetahui dan tidak dapat menentukan masa depan mereka secara pasti?. Firman Tuhan dalam Yeremia 29:11 menegaskan bahwa: hanya Allah saja yang mengetahui masa depan manusia, Dia telah merancangkan masa depan yang baik bagi semua orang yang percaya kepada-Nya tanpa dipengaruhi oleh kondisi yang sedang dihadapi orang percaya itu, dan dalam ayat 4-10, Allah menyatakan kepada kita mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh masa depan yang telah disediakan Allah bagi kita. Syarat-syarat itu adalah:

1. Bekerja keras dan berdoa
(7) Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Meskipun Allah telah menyediakan masa depan yang baik bagi orang Israel, itu tidak berati bahwa orang Israel hanya diam saja dan tidak berbuat apa-apa. Orang Israel memiliki tanggung jawab untuk bekerja keras dan untuk berdoa demi kesejahteraan Babel, tempat mereka tinggal sehingga kesejahteraan mereka terjamin di sana. Dalam teks aslinya, “berusaha dan berdoa” merupakan dua kata yang sejajar, tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan secara terus-menerus. Ini berarti bahwa orang Israel harus terus-menerus berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh bagi kesejahteraan Babel dan masa depan mereka. Mereka harus bekerja keras untuk membangun rumah di Babel sebagai tempat tinggal selama berada di Babel, mereka harus berusaha menggarap tanah/kebun untuk mendapatkan makanan, dan pada saat yang sama mereka harus terus-menerus berdoa untuk masa depan yang telah dijanjikan Allah. Saudara…, apabila seorang pelajar menginginkan nilai yang baik, ia tidak hanya berdoa tetapi harus belajar dengan giat. Jika ia hanya berdoa terus-menerus tanpa belajar, ia tidak akan memperoleh hasil yang diinginkan. Sebaliknya, sebagai orang percaya, pelajar itu juga tidak hanya belajar tetapi harus berdoa kepada Allah sebagai sumber segala pengetahuan untuk menolongnya dalam belajar, sehingga hasil belajarnya diberkati Tuhan. Demikian juga dengan kita, dalam usaha untuk menggapai masa depan yang telah dirancangkan Allah, kita memiliki tanggung jwab moral untuk berdoa dan bekerja keras. Doa dan kerja keras tidak dapat dipisah-pisahkan tetapi harus dilakukan secara bersama-sama. Sebagai pengusaha, kita tidak hanya bekerja saja tetapi harus berdoa menyerahkan usaha kita kepada Tuhan. Sebagai pedagang, janganlah kita hanya memperhatikan dagangn kita, tetapi berdoalah supaya Allah memberkatinya. Apa pun pekerjaan dan usaha kita, berdoalah supaya Allah memberkati dan memakainya untuk mempersiapkan masa depan yang baik bagi kita.

2. Syarat kedua untuk memperoleh masa depan yang disediakan Allah adalah: Memelihara jati diri sebagai orang percaya
(5) Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; (6) ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!

Supaya orang Israel bisa hidup dengan baik dan layak di Babel, Allah memerintahkan mereka untuk membangun rumah dan membuat kebun untuk mencukupi segala kebutuhan mereka dan memelihara kelangsungan hidup bangsa itu dengan mengambil istri/suami bagi anak-anak mereka. Dalam Alkitab, sebenarnya orang Israel diperintahkan untuk membuat rumah dan kebun sesuai dengan tata cara/budaya mereka di tanah Israel dan tidak mengikuti budaya/kebiasaan orang Babel dalam berkebun dan membangun rumah. Mereka juga diperintahkan untuk mengambil suami/istri di antara orang Israel dan tidak boleh mengambil penduduk Babel menjadi suami/istri mereka. Perintah Allah ini diberikan Allah kepada orang Israel supaya mereka tidak dipengaruhi oleh budaya Babel yang kafir. Meski pun orang Israel hidup di tengan-tengah bangsa yang kafir, mereka tidak boleh terpengaruh oleh cara hidup kafir yang tidak dikehendaki Allah, mereka harus memelihara jati diri sebagai umat pilihan Allah. Saudara …, Allah menghendaki orang-orang percaya memelihara jati diri mereka dalam usahanya untuk menggapai masa depan yang telah disediakan Allah bagi mereka. Ada banyak orang Kristen yang pada akhirnya kehilangan jati diri mereka sebagai anak-anak Tuhan ketika mereka bekerja keras untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.

Suadara..., dalam liburan di pertengahan tahun 2004, saya bertemu dengan seorang Kristen yang aktif dalam kegiatan dari salah satu perskutuan doa yang saya layani saat itu. Ia memiliki sebuah toko yang tidak begitu besar, tetapi terletak di tempat yang sangat strategis sehingga sangat laris dikunjungi pembeli. Dalam liburan akhir tahun 2004 di tempat yang sama, saya tidak bertemu lagi dengan pemilik toko tersebut dan toko yang dimilikinya sudah ditutup karena bangkrut. Saya bertanya-tanya: ke mana pemilik toko itu pergi?, mengapa toko yang begitu laris dan kelihatan sangat menjanjikan bagi masa depan pemiliknya harus ditutup?, bukankah pemilik toko itu adalah seorang Kristen yang aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani, mengapa Allah tidak memberkati usahanya ?. Pertanyaan-pertanyaan ini terjawab dalam persekutuan doa yang saya layani. Pemilik toko itu telah melarikan diri karena ia sudah menipu banyak orang untuk mendapatlan uang sebagai modal dalam berdagang, selain itu ia telah menggunakan jimat-jimat untuk menarik banyak pembeli. Pemilik toko ini telah kehilangan jati dirinya sebagai orang percaya. Orang Kristen seperti ini tidak mungkin mendapatkan masa depan yang telah disiapkan Allah. Mungkin ketika pertama kali melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Allah dalam usaha untuk memperoleh masa depan yang baik, semuanya terlihat begitu menjanjikan bahkan kita merasa sangat berhasil dengan jalan itu. Saudara …, jangan biarkan diri kita terjebak dengan kebahagiaan yang dan sementara yang ditawarkan dunia ini tetapi akan mendatangkan kesulitan yang besar bahkan dapat mengakibatkan kita kehilangan masa depan yang dijanjikan Allah dan kehidupan kekal. Peliharalah jati diri sebagai orang percaya, taatlah kepada apa yang dikehendaki Allah maka Ia akan memberkati kita dalam segala usaha dan pekerjaan yang kita lakukan.

3. Syarat ketiga untuk memperoleh masa depan yang disediakan Allah adalah: Hidup dalam Firman Allah
Iblis tidak akan pernah membiarkan kita menikmati masa depan yang sudah disediakan Allah untuk anak-anak-Nya. Dalam ayat 8-9, Iblis mengutus nabi-nabi palsu untuk membelokkan hati orang Israel dari Firman Tuhan dan menyampaikan berita-berita yang berisi kebohongan supaya mereka bertindak di luar kehendak Allah dan tidak bisa menikmati masa depan yang disiapkan Allah. Firman Allah berbunyi:
(8) Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! (9) Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN.

Orang Israel harus memilih untuk tunduk kepada firman Allah atau menentang Firman Allah. Akhir dari kisah pembuangan ke Babel, menunjukkan bahwa Orang Israel memilih tunduk dan mendengarkan Firman Allah sehingga Allah memberkati mereka, 70 tahun kemudian, Allah membawa mereka kembali Israel dan menggenapi janji-janji-Nya pada Orang Israel.
Saudara, kita dituntut untuk selalu mendengar dan taat pada Firman Tuhan. Untuk itu setiap hari kita harus hidup dalam Firman Allah, memiliki waktu khusus untuk membaca dan merenungkan Firman sehingga kita mengerti kehendak Allah dan bertindak sesuai sengan apa yang Ia inginkan. Firman Allah yang kita baca dan renungkan akan menguatkan, menghibur ketika kita diperhadapkan dengan tantangan-tantangan yang berat dan memampukan kita untuk hidup sesuai kehendak Allah sehingga kita tidak kehilangan jati diri sebagai orang percaya. Firman Allah merupakan kompas yang memberi petunjuk bagi kita untuk menetukan langkah yang tepat menuju masa depan yang baik.

4. Syarat yang terakhir adalah: “Iman”
Dalam ayat 10 ditegaskan bahwa janji pemulihan Israel dan masa depan yang baik itu akan digenapi Allah masa 70 tahun sudah genap. Ini berarti bahwa Israel harus menunggu selama 70 tahun untuk menikmati janji tentang masa depan yang telah Allah berikan kepada mereka. Saudara …, 70 tahun bukanlah waktu yang singkat karena itu janji Allah harus diterima dengan iman, dupaya mereka tidak guncang dan menjadi putus asa dalam penanti penggenapan janji Allah. Imanlah yang akan memberi kekuatan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang berat selam mereka menanti waktu Tuhan yang indah itu. Kita pasti melewati berbagai proses yang panjang, menghadapi banyak suka dan duka dalam usaha kita untuk mencapai masa depan yang telah disediakan Allah, mungkin saat ini kita masih belum memiliki gambaran sama sekali mengenai masa depan kita di masa yang akan datang, mungkin kerja keras dan doa-doa kita sepertinya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dalam kondisi seperti inilah kita harus beriman kepada Tuhan, jangan kecewa dan putus asa, teruslah berdoa dan berharap kepada Tuhan karena Dialah yang mengatur segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita.
Saudara, mungkin saat ini engkau sedang bergumul dengan studymu, dengan pekerjaanmu, mungkin saat ini engkau tidak memiliki apa-apa yang dapat diandalkan untuk memperoleh masa depan yang baik. Firman Tuhan ini menguatkan kita, jangan takut, jangan memandang pada kondisi yang tidak menguntungkan saat ini, tetapi imanilah Firman Tuhan dan berserulah kepada Allah yang berdaulat atas masa depanmu. Teruslah berusaha, berdoa, hiduplah dalam Firman Allah, baca dan renungkan firman Allah setiap hari sehingga engkau tahu bagaimana memelihara jati diri sebagai anak-anak Allah dalam setiap usahamu. Tuhan Yesus memberkati ..
Mari kita berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar