Kamis, 28 Mei 2009

Alasan orang Kristen percaya kepada Injil

Yang diambil dari kitab Galatia 1:11-14 yang tertulis demikian:
“Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah Injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh labih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku diantara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat-istiadat nenek moyangku.”

Kalau kita melihat di dalam Perjanjian Baru, secara khusus melihat kehidupan rasul-rasul Kristus Yesus seperti Stefanus, Paulus, Petrus, Yakobus, Yohanes, Matius, Lukas, Markus dan rasul-rasul yang lain. Serta orang-orang percaya di masa kini, mereka semua telah rela berjuang, berkorban untuk Injil. Berjuang dan berkorban dalam hal uang, tenaga, pikiran, waktu bahkan nyawa sekalipun, mereka korbankan untuk Injil. Bahkan banyak orang rela dianggap kafir, najis, haram, oleh karena percaya kepada Injil. Yang menjadi pertanyaannya, kenapa banyak orang percaya baik di masa lampau, maupun di masa kini telah rela berjuang untuk mempercayai Injil/Kristus sebagai kebenaran? Kenapa banyak orang-orang Kristen telah mempercayai Injil/Kristus di dalam kehidupan mereka? Kenapa banyak orang Kristen rela menderita demi Injil di dalam setiap hidupnya? Kenapa banyak orang Kristen mengorbankan nyawanya hanya karena mempercayai Injil? Berdasarkan ayat yang kita pelajari pada hari ini ada beberapa hal yang menyebabkan banyak orang Kristen begitu gigih mempercayai Injil. Alasan yang pertama, kenapa setiap orang Kristen begitu gigih mempercayai Injil yaitu “Injil yang dipercayai orang Kristen bukanlah Injil buatan manusia.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 11-12a yang tertulis demikian: “Sebab aku menegaskan kepadamu saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia.” Di dalam ayat ini Paulus menegaskan dan memberikan penjelasan kepada jemaat yang ada di Galatia. Bahwa Injil yang diberitakannya kepada mereka, bukanlah Injil buatan dirinya sendiri/bukan hasil pemikiran manusia. Injil yang diberitakan oleh Paulus bukanlah Injil yang ditambah-tambah, (seperti orang-orang Yahudi). Bahwa keselamatan yang dimiliki bukan karena melakukan hukum Taurat, melainkan karena iman kita kepada Tuhan Yesus. Cukup hanya karena iman kepada Yesus Kristus. Jadi jelas apa yang dipercayai oleh orang-orang percaya dimasa lalu dan di masa kini, Injil itu bukan buatan manusia/bukan hasil pemikiran manusia. Dengan adanya hal ini, kita sebagai orang Kristen di masa kini tidak ada dasar untuk meragukan keabsahan/kebenaran yang ada di dalam Injil itu sendiri. Suatu kekeliruan jika kita berkata/menganggap bahwa Injil yang kita percayai merupakan hasil pemikiran manusia. Kenapa dikatakan sebuah kekeliruan jika kita menganggap bahwa Injil yang kita percayai merupakan hasil pemikiran manusia? 2 Timotius 3:16 menulis demikian: “Segala tulisan yang diilhamkan oleh Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Segala tulisan di dalam Injil/Alkitab diilhamkan oleh Allah. Dan hal ini bermanfaat bagi kita untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan kata lain, Injil memiliki fungsi yang luar bisa di dalam kehidupan kita. Injil sangat memberikan pengaruh di dalam kehidupan kita. Namun sangat disayangkan apabila banyak orang Kristen yang memiliki Alkitab/Injil tetapi tidak pernah dibaca! Di baca hanya pada saat ke gereja saja, itupun sampai di gereja Alkitab-nya tidak pernah dibuka. Cukup hanya mendengarkan khotbah pendeta!! Dan ini sering terjadi di dalam kehidupan orang Kristen. Alkitab dijadikan sebagai ajang rohani, supaya seseorang kelihatan lebih rohaniawan. Bagaimana seorang Kristen mau diajar, mau hidup di dalam kebenaran, sedangkan kebenaran itu sendiri tidak pernah dibaca dan dipelajari dengan baik. Tidak heran kalau orang-orang Kristen di masa kini, tingkat pengenalan dan pengetahuan terhadap firman Tuhan itu sangat minim! Dan ini merupakan sebuah keprihatinan kita semua sebagai orang yang percaya kepada Kristus.
Kita akan melihat alasan yang kedua dari orang Kristen mempercayai Injil. Alasan yang kedua, kenapa setiap orang Kristen begitu gigih mempercayai Injil yaitu “Injil yang dipercayai orang Kristen bersifat Ilahi.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 12b yang tertulis demikian: “dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.” Berdasarkan ayat 12b ini, Injil yang diterima oleh Paulus bukan injil manusia. Tetapi Injil yang berasal dari penyataan Yesus Kristus. Dengan kata lain, bahwa Injil yang diterima oleh Paulus, jemaat di Galatia dan kita semua, merupakan Injil yang bersifat Ilahi. Patut diingat bahwa Paulus mengenal Injil bukan karena diajarkan oleh manusia, melainkan Kristus sendiri yang telah mengajarkan kepadanya. Yesus telah menyatakan diri lewat pertobatannya (Bnd Kis 9:1-19). Jelas sekali, bahwa apa yang dipercayai oleh Paulus, apa yang dipercayai oleh orang-orang Kristen dimasa lalu dan di masa kini yaitu Injil itu bersifat Ilahi. Injil itu bukan hasil ciptaan atau pemikiran manusia/orang-orang Kristen. Bukan!! Melainkan Injil yang dipercayai itu merupakan penyataan Yesus Kristus. Injil itulah yang bersifat Ilahi. Ini yang menjadi alasan kenapa setiap orang Kristen rela mati, rela dianggap najis, kafir, haram, rela menderita. Karena yang dipercayai oleh setiap orang Kristen bukan Injil hasil ciptaan/pemikiran manusia, melainkan penyataan Yesus Kristus. Dengan memiliki kesadaran bahwa Injil yang kita percayai adalah Injil yang bersifiat Ilahi, maka hendaknya di dalam kehidupan kita, seharunya mempercayai Injil dengan sungguh-sungguh. Dengan memiliki keyakinan bahwa Injil yang kita percayai adalah Injil yang bersifat Ilahi, maka seharusnya kita tidak memiliki keraguan sedikitpun tentang Injil. Dengan memiliki kesadaran dan keyakinan bahwa Injil itu bersifat Ilahi, maka kita tidak sama sekali mempertanyakan tentang keabsyahan Injil, melainkan kita akan mempercayainya dengan sungguh-sungguh. Kita akan selalu setia mempercayai Injil secara terus-menerus, walaupun ada tantangan atau rintangan dan penderitaan. Dengan memiliki kesadaran dan keyakian bahwa Injil kita adalah Injil yang bersifat Ilahi, seharusnya kita memberitakan Injil dengan sungguh-sungguh kepada setiap orang yang belum mengenal kebenaran. Dengan memiliki kesadaran dan keyakinan bahwa Injil kita bersifat ilahi, maka sudah seharusnya kita memiliki kesungguhan/keseriusan untuk belajar secara terus menerus tentang Injil itu sendiri. Namun sangat disayangkan, apabila masih banyak diantara orang-orang Kristen yang mengaku percaya kepada Injil, namun hidupnya tidak sesuai dengan Injil. Masih banyak diantara kita yang tidak mempelajari secara serius mengenai Injil dan mempercayainya dengan sungguh-sungguh sebagai kebenaran yang sungguh-sungguh benar. Akibat orang-orang Kristen tidak memahami, tidak mempelajari dan mempercayai Injil dengan serius. Maka tidak heran jika kita menemukan orang-orang Kristen berbalik dari Kristus atau dari Injil itu sendiri. Karena mereka memiliki pemahaman yang dangkal mengenai Injil itu sendiri.
Bagaimana dengan kehidupan Anda sebagai orang Kristen, apakah Anda memiliki keraguan terhadap apa yang Anda percayai? Apakah Anda memiliki keraguan/meragukan Injil sebagai satu-satunya kebenaran di dunia ini? Jika ada diantara Anda yang sedang memiliki keraguan/meragukan Injil! Satu hal yang ingin saya katakan kepada Anda, bahwa Injil kita adalah Injil yang berisfat Ilahi. Injil yang berotoritaskan Ilahi dan kebenaranya tidak dapat diragukan oleh apapun dan siapapun dari zaman ke zaman. Percayailah itu sebagai satu-satunya kebenaran yang dapat menyelamatkan hidup kita dari api neraka. Pendengar yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang ketiga dari alasan kenapa setiap orang Kristen mempercayai Injil? Alasan yang ketiga, kenapa setiap orang Kristen mempercayai Injil yaitu “Injil Orang Kristen dapat merubah hidup seseorang.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 13-14 yang tertulis demikian: “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh labih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku diantara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat-istiadat nenek moyangku.” Kata “jemaat Allah” dalam teks asli Alkitab memakai kata tenekklesian tou theou memiliki arti “gereja secara universal”. Dengan kata lain, Paulus bukan hanya membinasakan beberapa jemaat lokal melainkan penghapusan agama Kristen dari atas muka bumi ini (Bnd Kis 7:58; Kis 8:3; Kis 9:1, 13—14). Ini yang menjadi latar belakang Paulus tanpa batas menganiaya orang percaya. Kita mengerti dan memahami bahwa Paulus merupakan seseorang yang fanatik yang tidak tanggung-tanggung dalam menjalankan agamanya. Paulus adalah orang yang memiliki fanatisme yang tinggi terhadap ajarannya (Kis 9:14). Paulus menganggap diri jauh lebih maju dari banyak teman-temannya yang sebaya dengan dia diantara bangsanya. Di sisi yang lain, Paulus sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya. Agama Yahudi pada hakekatnya mengajarkan bahwa kita harus bekerja sekuat-kuatnya untuk menerima kerajaan Allah sebagai upah. Untuk itulah tradisi dan peraturan tambahan yang disebutkan adat istiadat nenek moyang diberikan sebagai tafsiran dari hukum Allah, supaya setiap orang layak masuk ke dalam kerajaan Allah. Antara lain hukum Allah berkata: “kasihilah manusia seperti dirimu sendiri (Bnd Im 19:18).” Menurut hukum Yahudi, hukum itu harus diintepretasikan: “kasihilah sesamamu, tetapi bencilah musuhmu.” Dalam konsep berpikir seperti inilah, Paulus lebih maju dari banyak teman-teman yang sebaya dengan dia. Termasuk dalam hal ini, menganiaya orang-orang yang percaya kepada Injil pada waktu itu. Dengan melihat kenyataan seperti ini, tidak mungkin Paulus menerima penyataan Yesus Kristus pada waktu ia masih hidup dalam agama Yahudi. Karena agama itu berlawanan 180 derajat dengan penyataan Yesus Kristus. Hidup Paulus sebagai penganiaya jemaat membuktikan bahwa selama ia yakin bahwa agama Yahudi benar, tidak ada argumentasi dari manusia siapapun juga yang mampu menembusi benteng teologianya. Hanya Allah sendiri yang mampu mengubah pandangan Paulus. Pada waktu Paulus berjumpa secara pribadi dengan Yesus Kristus (Kis 9:1-19), dan Dia mempelajari Injil dan menjadi orang yang percaya kepada Kristus. Pada saat itulah hidupnya berubah, cara dan konsep berpikir Paulus berubah 180 derajat. Ini adalah bukti bahwa Injil telah mengubah hidup Paulus. Dan 180 derajat, Paulus berbalik dari hukum Taurat kepada Injil yang benar, dan dia mempercayainya dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain bahwa Injil itu sanggup mengubah perilaku seseorang. Injil sanggup mengubah konser berpikir yang keliru tentang Tuhan. Apakah hidup Anda, karakter Anda, cara berpikir/konsep berpikir Anda tentang Tuhan, tentang mengasihi sesama, tentang pengampunan dan lain sebagainya diubahkan? Jawabannya hanya ada di dalam Injil! Percayailah dan pelajarilah dengan serius, maka Anda akan mengalami perubahan dan pengenalan tentang Tuhan secara secara luar biasa. Hidup Anda akan diubah menjadi hidup yang berkualitas. Hidup tanpa dikuasai oleh dosa, hidup yang berkemenangan dari dosa. Percayailah Injil sepenuhnya di dalam kehidupan Anda.
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar