Rabu, 27 Mei 2009

Cinta yang terlarang

2 Samuel 13:1-5 yang tertulis demikian: “Sesudah itu terjadilah yang berikut Absalom bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya tamar, dan Amnon bin Daud jatuh cinta kepadanya. Hati Amnon sangat tergoda, sehingga ia jatuh sakit karena Tamar, saudaranya itu. Sebab anak perempuan itu masih perawan dan menurut anggapan Amnon mustahil untuk melakukan sesuatu terhadap dia. Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea kakak Daud. Yonadab itu seorang yang cerdik. Katanya kepada Amnon: “Hai anak raja, mengapa engkau demikian merana setiap pagi? Tidaklah lebih baik engkau memberitahukannya kepadaku? Kata Amnon kepadaku Aku cinta kepada Tamar, adik perempuan Absalom, Saudaraku itu. Lalu berkatalah Yonadab kepadanya: Berbaringlah di tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang menengok engkau, maka engkau haruslah berkata kepadanya. Izinkanlah adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila ia menyediakan makanan di depan mataku, sehingga aku dapat melihatnya maka aku akan memakannya dari tangannya.”

Berdasarkan teks di atas, dijelaskan bahwa Amnon, anak Daud yang sulung ternyata jatuh cinta dengan saudaranya sendiri yaitu Tamar adik Absalom. Amnon memiliki nafsu birahi yang bertentangan dengan peraturan hukum Taurat yang melarang hubungan seks terhadap keluarga yang dekat. Ini tertulis di dalam Imamat 18:11 yang berkata demikian: “Mengenai aurat anak perempuan dari seorang isteri ayahmu, yang lahir pada ayahmu sendiri, janganlah kau singkapkan auratnya.” Menurut adat istiadat orang Israel, gadis-gadis dipisahkan dari kumpulan pria meskipun keluarganya sendiri. Mereka hanya dapat bertemu apabila ada saksi yang hadir. Itulah sebabnya Amnon yang tertarik dengan Tamar mengalami hambatan besar untuk dapat mendekati gadis itu untuk bercengkrama berduan, sehingga akibatnya ia jatuh sakit yaitu sakit rindu. Bertemu dengan Tamar merupakan sesuatu yang sulit bagi Amnon. Namun Yonadab sahabat Amnon menganjurkan supaya Amnon berpura-pura sakit. Ini dapat dilihat di dalam ayat 5 yang tertulis demikian: “Lalu berkatalah Yonadab kepadanya: Berbaringlah di tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang menengok engkau, maka engkau haruslah berkata kepadanya. Izinkanlah adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila ia menyediakan makanan di depan mataku, sehingga aku dapat melihatnya maka aku akan memakannya dari tangannya.” Kalau kita melihat anjuran Yonadab, Amnon melakukannya dengan baik. Padahal anjuran ini bersifat negatif. Suatu anjuran yang berlaku munafik namun Amnon melakukannya. Amnon berbaring tidur dan membuat dirinya pura-pura sakit. Setelah itu Amnon bertindak supaya ayahnya yaitu Daud mengizinkan Tamar datang untuk membuat kue dihadapan matanya. Dengan berpikir bahwa adanya orang-orang yang akan menyertai Tamar, maka Daud mengiakan permintaan Amnon tanpa curiga. Lalu Amnon menggunakan siasat liciknya dan memperkosa Tamar adiknya. Dengan melakukan perkosaan terhadap Tamar, Amnon telah melanggar hukum Taurat. Demi nafsunya terlampiaskan Amnon rela memperkosa adiknya. Demi nafsunya, Amnon rela melangar hukum dan ketetapan-ketetapan Tuhan. Demi pementingan dirinya sendiri, dia rela mengabaikan firman Tuhan. Ini tertulis di dalam Imamat 18:6-9 yang tertulis demikian: “Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya. Akulah TUHAN, janganlah kau singkapkan. Mengenai aurat saudaramu perempuan, anak ayahmu atau anak ibumu, baik yang lahir di mana ayahmu maupun yang lahir di luar, janganlah kau singkapkan auratnya.” Berdasarkan Imamat 18:6-9, kita melihat sangat jelas bahwa Amnon melanggar ketetapan dan peraturan-peraturan Tuhan. Ini adalah sebagian contoh dari banyak contoh. Bukan hanya dalam hal seks saja, tetapi di dalam hal yang lainpun, demi pementingan/pemuasan hasrat diri sendiri, mereka rela mengabaikan firman Tuhan. Dan hal ini tidak hanya terjadi di dalam kehidupan Amnon saja, tetapi hal itu sering kali terjadi di dalam kehidupan kita di masa kini. Banyak orang di masa kini, demi kepentingannya sendiri, rela melanggar ketetapan-ketetapan Tuhan. Banyak orang demi kepuasan hatinya sendiri rela melanggar firman Tuhan. Bahkan banyak diantara kita yang rela melakukan segala cara untuk kepentingan/pemuasan pribadi tanpa melihat itu baik atau tidak baik, berkenan atau tidak berkenan dihadapan Tuhan.

Saya ingin bertanya kepada Anda, bagaimana dengan kehidupan Anda saat ini? Apakah Anda sering bertindak melakukan hal-hal yang melanggar firman Tuhan dan merugikan orang lain demi kepentingan pribadi Anda? Kalau Anda hidupmu seperti itu, kembalilah kepada jalan yang benar/sesuai dengan kehendakNya.

Akibat cinta yang terlarang, yaitu “Cinta berubah menjadi benci.” Ini dapat dilihat di dalam 2 Samuel 13:15-17 yang tertulis demikian: “Kemudian timbulah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: Bangunlah, enyahlah! Lalu berkatalah gadis itu kepadanya: Tidak kakakku sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi. Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan dia. Dipanggilnya orang muda yang melayani dia katanya: suruhlah perempuan ini pergi dari padaku dan kuncilah pintu dibelakangnya.”

Kalau kita melihat dan memperhatikan ayat ini, betapa cepatnya cinta Amnon berubah. Cinta yang menggebu-gebu, sekarang lenyap sama sekali, bahkan berbalik menjadi kebencian yang sangat besar. Dengan adanya kenyataan ini, jelaslah bahwa cinta Amnon kepada Tamar hanyalah cinta hawa nafsu, cinta birahi/cinta eros. Ada pepatah yang mengatakan “habis manis sepah dibuang,” dan itulah yang dilakukan oleh Amnon terhadap Tamar. Setelah ia memuaskan hawa nafsunya dia menyuruh Tamar untuk pergi meninggalkannya dan oleh karena Tamar enggan. Maka Amnon memerintahkan orang-orang muda yang melayaninya untuk menyeret Tamar keluar dari kamarnya. Suatu perbuatan yang benar-benar tidak etis, sebab dengan berbuat demikian, Amnon kembali melanggar peraturan hukum Taurat sebab hukum Taurat menuntut tanggung jawab terhadap setiap perbuatan umat-Nya. Ini dapat dilihat di dalam Keluaran 22:16-17 yang tertulis demikian: “Apabila seseorang membujuk seorang anak perawan yang belum bertunangan, dan tidur dengan dia, maka haruslah ia mengambilknya menjadi isterinya dengan membayar mas kawin. Jika ayah perempuan itu sungguh-sungguh menolak memberikannya kepadanya, maka ia harus juga membayar perak itu sepenuhnya sebanyk mas kawin anak perawan.” Ulangan 22:2-30 tertulis demikian: “Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan, maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu, telah memperkosa dia, selama hidupnya tidak boleh lakilaki itu menyuruh dia pergi.” Jadi kalau diringkaskan, kesalahan Amnon ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu bersetubuh dengan keluarga dekat, tidak bertanggung jawab, menyuruh Tamar pergi bahkan dengan cara yang kasar. Ini adalah akibat dari cinta yang terlarang, cinta berubah menjadi benci.

Akibat yang pertama cinta yang terlarang yaitu: “Tamar menanggung noda.” Ini 2 Samuel 13:18-19 yang tertulis demikian: “Gadis itu memakai baju kurung yang maha indah, sebab demikianlah puteri-puteri raja yang masih perawan berpakaian baju kurung panjang. Kemudian pelayan itu menyuruh dia keluar, lalu mengunci pintu di belakangnya. Lalu Tamar menaruh abu di atas kepalanya, mengoyakan baju kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakan tangannya di atas kepala dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring.”

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Tamar memanggung noda. Dia kehilangan keperawanannya akibat perlakuan Amnon kakaknya. Wanita yang cantik dinodai oleh seorang kakaknya. Ini merupakan kekejian di hadapan Tuhan. Seharusnya sebagai seorang kakak menjaga adiknya, namun Amnon gagal. Dia telah gagal menjadi seorang kakak yang baik, dia tidak bisa menjaga adiknya, melainkan dia merusak masa depan dan kehidupan adiknya. Dari sini kita belajar bagaimana hidup untuk saling menjaga, menolong, menghormati diantara anggota keluarga. Sudahkah Anda saling tolong menolong, menghormati antar angota keluarga!!

Cinta yang terlarang selalu membawa noda dan malu, milikilah cinta yang sejati jangan cinta yang terlarang!!.

Akibat yang kedua dari cinta yang terlarang yaitu “Cinta yang terlarang menimbulkan dendam.” Dendam ini dilakukan oleh Absalom kakaknya Tamar. Ini dapat dilihat di dalam 2 Samuel 13-22 yang tertulis demikian: “Bertanyalah Absalom, kakaknya, kepadanya: Apakah Amnon, kakakmu itu, bersetubuh dengan engkau? Maka sekarang, adikku, diamlah saja, bukankah ia kakakmu, janganlah begitu memikirkan perkara itu. Lalu Tamar tinggal di rumah Absalom, kakaknya itu seorang diri. Ketika segala perkara itu di dengar raja Daud sangat marahlah ia. Dan Absalom tidak berkata-kata dengan Amnon, baik tentang yang jahat maupun tentang yang baik, tetapi Absalom membenci Amon, sebab ia telah memperkosa Tamar, adiknya.”

Akibat cinta yang terlarang, Absalom kakak Tamar menaruh rasa dendam kepada Amnon yang telah memperkosa adiknya. Bahkan dengan jelas ayat firman Tuhan menjelaskan kepada kita, Absalom tidak berkata-kata tentang yang baik dan yang jahat. Kalau kita melihat orang yang berbuat salah/berbuat dosa firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menegor orang yang berbuat salah. Namun Absalom tidak melakukan hal itu, melainkan menaruh rasa dendam kepada Amnon. Sehingga kalau kita memperhatikan dalam ayat-ayat sesudahnya Absalom membunuh Amnon (ayat 23-39). Seharusnya Absalom menasehati, menegur kesalaha Amnon, namun kakak kandung Tamar ini membunuh Amnon. Matius 1:15-17 tertulis demikian: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.” Galatia 6:11 tertulis: “Saudara-saudara, kalau seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lembah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu sendiri juga jangan kena cobaan.” Ketika seseorang berbuat dosa, kejahatan/kesalahan maka kita harus menegurnya dengan hikmat. Suadara-saudara!! Dari kebenaran firman Tuhan hari ini, kita diajar untuk tidak memiliki cinta yang terlarang, seperti anggota keluarga melakukan hubungan seks, orang yang sudah menikah melakukan perzinahan dengan orang lain. Bahkan orang yang belum menikah melakukan perzinahan tanpa hukum pernikahan. Cinta yang terlarang selalu memiliki dampak yang negative bagi rumah tangga, keluarga menjadi berantakan daln lain sebagainya. Milikilah cinta, tetapi bukan cinta yang terlarang.

Tuhan memberkati Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar