Selasa, 14 Juli 2009

Nilai Plus Dalam AnugerahNya

Diambil dari kitab Roma 5:20-21 dan Roma 6:18. Roma 5:20-21 tertulis demikian: “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus Tuhan kita.” Roma 6:18 tertulis demikian: “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.”

Pada jaman Yunani, yakni masyarakat Perjanjian Baru, dalam lingkungan budaya yang sekuler dimana Paulus melayani, nilai plus atau nilai tambah menjadi ukuran nilai yang terbaik atau harga diri bagi masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat Yunani selalu berusaha untuk menjadi yang lebih dan lebih baik, lebih berhikmat, dan lebih rasio dari pada sesamanya. Perlombaan dalam Olympiade yang dimulai pada jaman ini adalah suatu lambang dimana orang Yunani mengejar nilai tambah atau nilai plus. Sebenarnya budaya seperti ini juga dimiliki oleh orang Yahudi, namun mereka mengejar nilai plus itu bukan dari Sumber Daya Manusia seperti orang Yunani, tapi dari Sumber Daya Iman dari Hukum Taurat. Mereka berusaha hidup menurut hukum Taurat, dan menganggap diri memiliki “nilai plus” yakni lebih suci. Mereka membedakan diri mereka dari orang Yunani yang dianggap sebagai orang yang tidak mengenal Tuhan. Dalam Roma 5:20, Paulus menggunakan istilah “nilai plus ini,” ia mengatakan: “Tetapi Hukum Taurat ditambahkan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak, dimana dosa bertambah banyak, disana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah”. Pendengar yang dikasihi Tuhan, kata “tambah” atau “bertambah-tambah”, digunakan Paulus untuk menunjukkan bahwa nilai plus itu berasal dari kasih karunia, dan bukan dari hukum Taurat. Paulus menyatakan bahwa hukum Taurat itu diberikan bukan supaya orang Yahudi itu menjadi lebih rohani, tapi supaya dosa itu lebih dinyatakan dan dibuka. Apabila dosa itu dinyatakan, maka kasih karunia Allah itu juga lebih dinyatakan lagi. Karena dosa manusia maka kasih karunia itu dilimpahkan melalui Yesus Kristus. Artinya kasih karunia dalam Kristus itu jauh lebih berkuasa dari dosa dan kasih karunia membebaskan manusia dari dosa-dosanya. Jadi nilai anugerah dalam Kristus jauh lebih tinggi nilainya dari nilai tambah dalam kehidupan dosa. Hukum Taurat sendiri tidak memiliki kuasa untuk membebaskan orang berdosa dari dosanya, tapi menyatakan dosa bagi orang banyak. Tapi bagi orang Yahudi, hukum Taurat itu digunakan untuk nilai plus bagi dirinya agar menghakimi orang yang berdosa. Kalau kita melihat dalam beberapa abad ini, orang-orang berusaha mengejar nilai plus. Mulai dari abad pencerahan, orang mengejar nilai plus melalui ilmu pengetahuan, inilah awalnya jaman moderen, kemudian memasuki abad ke 20, orang mengejar nilai plus dari membuat senjata, siapa yang lebih kuat ia menang, kemudian mengakhiri abad ke 20, orang mengejar nilai plus dari ekonomi, dan sekarang orang mengejar nilai plus dari meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk menjadi yang terbaik. Namun dalam mengejar nilai plus ini, mereka masih tetap hidup dalam dosa. Tidaklah heran, dengan kemampuan dan professionalismenya mereka berani mengerjakan apa saja yang bertentangan dengan kebenaran. Jadi secara lahiriah mereka baik, tetapi secara batiniah mengalami kerusakan. Bagi orang percaya, nilai plus yang sesungguhnya itu kita peroleh bukan dari hal-hal jasmani yang hanya bersifat sementara, apalagi nilai plus dari dosa akan membawa kepada kehancuran, sebab upah dosa itu maut. Roma 6:23 tertulis “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Menurut Paulus, nilai plus yang kekal itu kita peroleh dari “kasih Karunia Allah”.

Ada tiga nilai plus yang dapat kita peroleh dari kasih karunia Allah yakni: Yang Pertama, “kita hidup dalam kasih karunia yang berlimpah-limpah.” Ini dapat dilihat di dalam Roma 5:20 yang tertulis demikian: “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Hidup di dalam kasih karunia artinya kita telah dipersatukan dalam Kristus, dalam kematianNya dan kebangkitanNya. Akibatnya kita memiliki kehidupan yang baru. Sesungguhnya tidak ada hidup yang lebih baru dari hidup yang baru sekarang ini. Ini adalah nilai plus yang paling berharga. Ada banyak nabi dalam Perjanjian Lama ingin mengetahui hidup dalam nilai plus ini, tapi tidak punya cukup umur untuk itu. Duniapun menyaksikan bahwa kita adalah orang yang berbeda dari mereka. Orang percaya memiliki nilai plus karena kematian dan kebangkitan Kristus. Nilai plus ini membuat kita begitu spesial, sehingga kita dapat melayani Allah dalam dunia ini untuk membawa berita penebusan Kristus. Malaikat tidak melakukan ini, karena malaikat tidak pernah mengalami penebusan Kristus. Dalam bahasa Yunani, Paulus menggunakan kata “kainos”, artinya “kualitas dalam kehidupan yang baru”, atau “tidak pernah terpakai”, di sini Paulus berbicara soal baru dalam kualitas, bukan dalam penampilan. Inilah kualitas moral dan kualitas iman yang disebut “kecantikan yang di dalam batin”. Kualitas ini tidak dapat dimiliki oleh siapapun yang belum mengenal Yesus. Apabila kita menilik hidup kita dalam Kristus, maka kita adalah manusia yang ajaib, yang memiliki kualitas Allah dalam diri kita. Mengapa ada banyak orang Kristen merasa diri rendah, minder, sehingga tidak menjadi berkat. Seringkali orang percaya merasa hidupnya lebih rendah dari orang yang tidak mengenal Tuhan. Ia hidup mengisolir diri dari masyarakat. Pendengar yang dikasihi Tuhan, Kainos ini terjadi karena manusia lama kita telah turut disalib, tubuh dosa hilang kuasanya. Oleh sebab itu: “dosa dan kelemahan itu harus berkurang, dan kasih karunia itu bertambah”, dan bukan sebaliknya. Kalau “dosa bertambah” maka “Kasih karunia lebih bertambah lagi”, artinya kalau kita jatuh dlam dosa, maka ada kesempatan yang luas bagi kita untuk bertobat dan menerima pengampunan Allah. Kainos ini terjadi karena kita mempunyai tuan yang baru, yaitu Kristus. Kita hidup dengan Dia dan bagi Dia. Kita memiliki persekutuan yang indah dengan Dia. Kainos dalam hidup kita harus menjadi senjata kebenaran. Senjata kebenaran adalah senjata untuk membela kekudusan Allah dalam hidup kita. Apabila kita memiliki nilai plus dari “kainos”, apakah kita mau hidup dalam dosa?, saya yakin tidak.

Kita akan melihat nilai plus yang kedua untuk orang percaya. Nilai plus dari kasih karunia Allah yaitu “mendapat status yang baru yaitu sebagai hamba kebenaran.” Ini dapat dilihat di dalam Roma 6:18 yang tertulis demikian: “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Hamba kebenaran, ini merupakan tanggunjawab rohani kita kepada Allah. Kata yang digunakan oleh Paulus untuk kata “hamba” adalah “Doulos”, yang memiliki arti “hamba.” Dalam budaya Yunani Doulos atau budak ini tidak mempunyai hak apapun, ia hidup hanya untuk tuannya dan mengabdi dengan segala pengorbanan. Ia bagaikan harta benda hidup dari tuannya sehingga tuannya dapat berbuat apa saja yang ia mau. Disini menjadi hamba kebenaran artinya hidup dengan sepenuhnya dalam ketaatan penuh kepada kebenaran Allah tanpa ada keinginan untuk mengubah kebenaran tersebut. Kita menjadi hamba kebenaran oleh karena Kristus telah menjadi hamba Allah dan berkorban di kayu salib untuk membebaskan kita dari hamba dosa. Dengan demikian kita harus menjadi orang yang rela dan bersedia untuk memperhambakan diri kita kepada kebenaran yakni kepada kehendak Allah. Pada suatu hari, ada seorang budak perempuan yang cantik dibawa oleh tuannya untuk dilelang di pasar budak di salah satu kota di India. Melihat pemudi yang cantik ini, maka datanglah anak-anak muda berduyun-duyun untuk membelinya. Kemudian pengusaha pelelangan ini mulai menawarkan kepada orang banyak yang hadir disitu. Setiap pemuda menawarkan bayaran yang tinggi untuk pemudi yang cantik ini. Mereka saling bersaing dalam membanting harga yang tinggi-tinggi. Sehingga di pasar lelang ini begitu riuh dengan persaingan harga untuk membeli budak yang cantik. Tiba-tiba muncul seorang tua yang peot dan kumak menawarkan harga yang begitu tinggi sehingga tidak seorangpun yang dapat menyainginya lagi. Lalu budak yang cantik harus menjadi budak si bapak tua ini. Namun perempuan ini merasa geli dan tidak rela mengikutinya. Kemudian bapak tua ini datang kepada perempuan ini, lalu ia mengatakan, “anakku, janganlah engkau takut, aku telah membelimu dengan harga yang tinggi supaya engkau dapat hidup dengan bebas, engkau tidak usah mengikuti aku dan menjadi budakku. Lalu bapak tua ini merobek dokumen hak memiliki budak di tangannya dan membiarkan perempuan ini pergi dengan bebas. Melihat apa yang dilakukan oleh bapak tua ini, perempuan ini menangis dan terharu, lalu perempuan ini mengatakan, pak, biarkanlah aku mengikut bapak dan aku mau melayani bapak sebagai bapaku dan bukan sebagai tuan, karena bapak telah membebaskan aku dari perbudakan. Pengorbanan Kristus di salib dan menebus kita dari perbudakan dosa seharusnya membawa kita untuk menjadi hamba-hambaNya yang mulia. Ia tidak memperbudak kita, tetapi Ia mau supaya kita hidup taat kepada kebenaran.

Kita harus mengerti bahwa kehidupan kita dalam Kristus merupakan suatu kasih karunia yang besar yang membuat kita memiliki nilai hidup yang begitu berharga. Nilai hidup yang berharga atau nilai plus ini bukanlah kita peroleh dari nilai-nilai materi yang bersifat sementar. Nilai plus dalam Kristus mengandung nilai kekekalan yang harus kita kejar. Kita harus meninggalkan dosa-dosa kita dan hidup dalam kebenaran. Kita harus menjadi memperhambakan diri kita kepada kebenaran dan bukan kepada dosa. Dalam hidup kita di dunia ini, kita harus mengejar nilai plus yang ada dalam batin. Kecantikan yang di dalam memiliki nilai yang jauh lebih baik dari kecantikan yang di luar. Tapi kita dapat mengimbangi ini, yakni mengejar nilai plus untuk hal-hal jasmani dalam karier kita, dan juga mengejar nilai-nilai batin dalam kehidupan iman kita mengiringi Tuhan. Jadikanlah kehidupan iman kita menjadi senjata-senjata kebenaran untuk mempertahankan nilai plus yang telah dianugerahkan kepada kita melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Pendengar yang dikasihi oleh Tuhan, tidak ada hidup yang lebih indah dari hidup dalam kasih karunia Allah. Hidup ini mengandung nilai plus yang tidak dapat dibeli dengan harta benda manapun. Apabila kita mempertahankannya, maka kita akan bahagia. Permuliakanlah Kristus dengan hidupmu sekarang ini. Pertahankanlah kebenaran Kristus dalam hidupmu, jadilah seorang hamba yang mengabdi kepada tuannya yang telah berkorban untuk diri Anda. Janganlah hidup untuk sekedar diri sendiri. Hiduplah untuk Tuhan, mengabdilah speenuh hati kepadaNya, karena di dalam Dia kita telah mendapatkan kasih karunia Allah. Dengan memiliki kasih karunia itu kita telah memperoleh persekutuan dengan Tuhan. Dengan memiliki kasih karunia itu kita telah memperoleh hidp yang kekal di dalam Dia. Marilah kita hidup, hidup bagi Kristus. Roma 14:8 tertulis: “Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup maupun mati, kita adalah milik Tuhan.” Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar