Selasa, 18 Agustus 2009

Kristus adalah Mutiara

Matius 13:45-46 tertulis: “Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Kalau kita memperhatikan Matius 13:45-46, Tuhan Yesus pada waktu itu berada di Galilea. Dalam mengajar kepada para murid dan orang Yahudi, Yesus selalu menggunakan perumpamaan kepada mereka. Salah satu diantaranya yaitu perumpamaan mengenai seorang pedagang yang mencari mutiara. Kalau kita melihat Matius 13:45-46 ini, seorang pedagang yang mencari mutira ini merupakan seorang pedagang yang sangat kaya. Pada zaman Yesus dan para Rasul, mutiara merupakan barang yang sangat diminati oleh para pedagang. Pedagang-pedagang harus pergi ke Laut Merah, Teluk Persia dan juga ke India untuk mendapatkan mutiara-mutiara. Mutiara yang rendah mutunya berasal dari Laut Merah, sedangkan mutiara yang berasal dari Teluk Persia, pesisir Srilangka dan India adalah mutiara yang memiliki mutu yang bagus. Pedagang yang digambarkan oleh Yesus dalam Matius 13:45-46 ini sedang mencari mutiara yang baik. Kita tidak mengetahui berapa jauh dia telah mengadakan perjalanan, tetapi pada hari yang di tentukan dia menemukan sebuah mutiara yang instimewa, yang bernilai besar. Bagi dia, penemuan ini merupakan sebuah kesempatan di dalam kehidupannya. Lalu pedagang ini menjual seluruh miliknya untuk membeli mutiara tersebut.

Yang menjadi pertanyaannya adalah siapa yang dimaksud dengan “mutiara” di dalam Matius 13:45-46 ini? Kata “mutiara” ditulis di dalam Perjanjian Baru hanya dua kali. Matius 13:45-46 merupakan kali kedua kata “mutiara” ini di tulis. Sedangkan kata “mutiara” yang muncul pertama kali yaitu di dalam Matius 7:6 yang tertulis demikian: "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Yang pertama, yang bisa kita lihat di dalam Matius 7:6, kata “mutiara” dipasang sejajar dengan kata “barang yang kudus.” Kata “kudus” dengan kata “mutiara” berdiri sejajar, sama halnya dengan kata “anjing dab babi.” Kesejajaran akan hal ini sering kita temui di dalam kitab Amsal dan kitab Mazmur. Jadi ketika Yesus berbicara mengenai mutiara, pada dasarnya, Dia sedang berbicara mengenai sesuatu yang kudus.

Hal yang kedua, yang dapat ditarik di dalam paralelisme atau kesejajaran ini yaitu barang yang kudus itu harus di kenali, sama halnya dengan nilai mutiara yang harus di kenali dan diketahui. Kita tahu bahwa anjing/babi tidak dapat membedakan barang yang kudus dengan barang yang najis. Mereka hanya bisa membedakan mana makanan dan mana yang bukan makanan. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan melemparkan mutiara kepada babi.” Jadi intinya adalah bahwa mutiara, sebagaimana barang yang kudus, harus di kenali, nilainya harus dipahami. Ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai mutiara, Dia sedang berbiara mengenai sesuatu yang kudus yang menunjuk kepada sesuatu yang rohani. Di mana sesuatu yang rohani memerlukan pemahaman atau pengenalan. 1 Korintus 2:14 tertulis: “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” Dari semua ini, kita memahami bahwa “mutiara” merupakan gambaran dari sesuatu yang kudus, yang rohani dan hanya manusia rohani yang dapat mengenalinya.

Yang ketiga, yang dapat kita lihat dari Matius 7:6 ini, ada kata “mutiaramu.” Mutiara itu adalah sesuatu yang dapat kita miliki, dapat dijadikan milik kita.

Di dalam Perjanjian Lama, yang sering di tekankan untuk dicari seperti “mutiara,” salah satunya adalah “hikmat.” Mutiara menunjuk kepada hikmat. Amsal 3:13-15 tertulis demikian: “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.” Amsal 3:13-15 memberikan pernyataan kepada kita bahwa “hikmat atau kepandaian” lebih berharga ketimbang emas atau permata. Lebih berharga ketimbang apapun yang kita inginkan di dalam kehidupan kita. “Hikmat” sangatlah berharga. Kalau kita secara terus-menerus memperhatikan dan membaca kitab Amsal, kita dapat melihat bahwa melalui “hikmat”, kita dapat mengenal Allah. Melalui hikmat kita dapat memiliki hidup yang kekal di dalam Allah. Tidak heran jika “hikmat” menjadi hal yang sangat berharga. Hal ini dijelaskan di dalam Ayub 2:12-19 “Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi? Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan tidak didapati di negeri orang hidup. Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku. Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata lazurit; tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua. Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni.” Di dalam ayat ini ada pertanyaan, dimana hikmat dapat di peroleh? Jawabannya, hikmat ada di dalam firman Allah. Mazmur 19:8-10 tertulis: “Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.” Di dalam Mazmur 19:-10, dijelaskan bahwa firman Allah sangat berharga dari pada emas bahkan emas tua. Sejalan dengan penelaahan tentang “mutiara,” kita mulai melihat bahwa “mutiara” itu merupakan firman Allah. Dengan demikian kita mulai memahami bahwa apa yang disampaikan di dalam Matius 7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." Dari sini kita mengerti bahwa firman Allah merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi mereka yang mencarinya. Namun bagi mereka yang tidak menginginkannya, kita tidak boleh menjejalkannya ke dalam kerongkongan mereka, karena mereka toh pada akhirnya tidak akan menghargainya. Dari ayat ini tidak diragukan lagi bahwa “mutiara” di dalam pengajaran Tuhan yang berkaitan dengan Matius 13:45-46, ini menunjuk kepada “firman Allah.” Di sisi yang lain kalau kita melihat kepada perumpaman sebelumnya yaitu perumpamaan tentang seorang penabur benih, maka kita dapat menyimpulkan bahwa “mutiara” yang dimaksud di dalam ayat ini adalah firman Allah yang menunjuk kepada Yesus Kristus. Kristus adalah mutiara orang percaya. Yesus adalah satu-satunya pribadi yang memiliki hikmat, pengetahuan dan akal budi. Ini tertulis di dalam Kolose 2:3: “sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” Di dalam ayat ini disebutkan bahwa segala hikmat, segala kekayaan, harta pengetahuan, pemahaman dan akal budi Allah tersimpan di dalam Kristus Yesus. Jelaslah bahwa Yesus merupakan mutiara orang percaya. Keunikan dari mutiara ini adalah hal yang harus kita perhatikan. Ia bukan sekedar satu diantara sekian banyak mutiara. Yesus adalah mutiara yang tidak ada bandingnya. Tiada yang dapat dibandingkan dengan Yesus. Dalam Alkitab KJV, NIV perumpamaan ini berkata “satu mutiara” (one). Kata “satu” ini menekankan keunikan dari mutiara ini. Tidak ada mutiara lain yang seperti Yesus di dunia ini. Dari sekian banyak mutiara, Yesus adalah mutiara yang terindah, lebih berharga dari apapun dan siapapun di dunia ini. Keindahan mutiara ini, terbukti dengan adanya seorang pedagang yang menjual seluruh miliknya. Ini dapat dilihat di dalam ayat 46 dari Matius 13 “Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” Kata “seluruh” dalam teks asli Alkitab memakai kata Pas yang memiliki arti “semua, seluruh segala.” Demi mendapatkan mutiara ini, seorang pedagang rela kehilangan seluruh miliknya. Demi mendapatkan sebuah mutiara yang sangat berharga yaitu Yesus, dia mengorbankan segala-galanya. Totalitas hidupnya dipersembahkan untuk mutiara ini.

Sudah saya jelaskan kepada Anda bahwa yang dimaksud dengan “mutiara” di dalam Matius 13:45-46 ini menunjuk kepada Yesus. Yesus adalah mutiara hidup setiap orang percaya. Dia adalah satu-satunya mutiara yang terindah di dalam kehidupan kita. Yesus adalah mutiara orang percaya yang tiada bandingnya dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun dan siapapun. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah seberapa berharganya Yesus di dalam kehidupan Anda? Apakah Yesus memiliki “nilai” di dalam kehidupan Anda? Apakah Yesus dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupan Anda? Saya ingin mengajak kepada Anda untuk merenungkan hal ini di dalam kehidupan kita. Apakah benar Anda menganggap bahwa Yesus itu sangatlah berharga bagi kehidupan Anda, sehingga totalitas hidup Anda dipersembahkan kepada Dia? Jika kita menganggap bahwa Yesus sangat berharga bagi kita, jika kita menganggap bahwa Yesus memiliki nilai di dalam kehidupan kita. Maka secara otomatis ini dapat memberikan pengaruh bagi kehidupan kita. Salah satunya, kita akan menganggap bahwa segala sesuatu yang berada di luar Yesus itu adalah sesuatu yang tidak berharga. Kita akan mengasihi Yesus lebih dari apapun dan siapapun. Kita akan mengabdi dengan sepenuh hati kepada Yesus. Seluruh totalitas hidup kita akan dipersembahkan kepada Dia dan untuk menyenangkan Dia. Di sisi yang lain kita akan hidup seperti Paulus, dimana Kristus dianggap lebih mulia dari apapun. Filipi 3:8 berkata: "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." Bertanyalah pada diri Anda, bernakah Yesus sangat berharga bagi Anda? Seberapa berharga Yesus bagi Anda? Kalau Anda menganggap Yesus berharga apa yang Anda dapat lakukan untuk Dia? Sangat disayangkan bagi sebagian orang Kristen menganggap bahwa Yesus tidaklah berharga? Bagi sebagian orang Kristen Yesus bukanlah sebuah mutiara yang indah? Ini ditunjukan dan terbukti oleh gaya hidup mereka yang tidak menyenangkan hati Kristus. Demi jodoh/teman hidup, kepercayaan kepada Kristus ditinggalkan. Demi pekerjaan atau jabatan, Kristus diabaikan. Banyak orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing tanpa mengingat Kristus yang sudah menebus dan menyelamatkan hidupnya. Hidupnya lebih banyak berorientasi kepada diri sendiri. Demi kebutuhan hidup atau karena faktor ekonomi, orang rela meninggalkan/melepaskan kepercayaan kepada Yesus Kristus.

Sikap kita terhadap Kristus sangat menentukan apakah dia berharga bagi kita atau tidak? Yesus adalah mutiara hidup orang percaya, tanpa Dia, kita binasa. Tuhan memberkati.

1 komentar:

  1. Matius7 : 6 dalam terjemahan bahasa Ibraninya :

    Aksara Ibrani, " אל תתנו את הקדש לכלבים ואל תשליכו פניניכם לפני החזירים פן ירמסום ברגליהם ופנו וטרפו אתכם. "

    Cara membacanya menurut peraturan tata bahasa Ibrani, " Al titnu et hakodesh lakelavim ve'al tashlikhu peneineikhem lifnei hakhazirim yirmesum be'ragleikhem upanu vetarfu etkhem. "
    🕎✡🐟✝🕊📖🇮🇱

    BalasHapus