Kamis, 29 Januari 2009

Relasi

Tema: "Relasi”

“Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.” (Filipi 1:1-2)

Saudara yang dikasihi Tuhan, surat Filipi adalah salah satu surat yang di tulis oleh Paulus kepada jemaat di Filipi. Di dalam penulisan surat Filipi kepada jemaat di Filipi ini, ada hal yang menarik di mana Timotius di cantumkan atau di sertakan sebagai penulis kitab Filipi. Ini terlihat dengan adanya kalimat: “Dari Paulus dan Timotius.” Di sini Paulus menyebut Timotius sebagai teman penulis surat ini, tetapi kalau kita memperhatikan dari beberapa ayat dari surat Filipi yaitu Filipi 1:3, 12-14, 16-26; Filipi 2:2, 12, 16-30; Filipi 3:1, 4-14, 17-18 dan Filipi 4:1-3, 9-19, 21), di dalam ayat ini dengan jelas dijelaskan bahwa Paulus sendiri yang menulis surat kepada jemaat yang berada di Filipi. Yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa Paulus menyertakan Timotius di dalam penulisan suratnya kepada jemaat di Filipi? Untuk menjawab pertanyaan ini ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan yang pertama yaitu: pada waktu itu Timotius bersama-sama dengan Paulus. Ini dapat dilihat di dalam Filipi 2:19-23 yang tertulis demikian: “Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu.” Sedangkan kemungkinan yang kedua, Paulus membicarakan isi surat ini dengan Timotius. Ini hanya beberapa kemungkinan. Tetapi yang pasti di dalam surat-surat yang lain-pun Paulus memakai cara yang sama yatiu Paulus selalu menyertakan rekan kerjanya dalam penulisan suratnya. Salah satunya ini dapat dilihat di dalam 1 dan 2 Tesalonika di mana Paulus menyebut Timotius dan Silvanus sebagai teman penulis dan dalam I Korintus Sosthenes, sekalipun mereka tidak turut menulis surat surat itu. Paulus menyebut mereka karena mereka merupakan rekan kerja. Dalam memberitakan Injil tidak di utus secara sendiri-sendiri, ia di utus bersama-sama dengan orang lain. Salah satunya ialah Timotius. Timotius telah bekerja bersama-sama dengan Paulus pada waktu jemaat ini didirikan (Kis 16:3, 19; Fil 2:22), sesudah itu Paulus beberapa kali mengunjunginya (Kis 19:22; 20:3-4; Fil 2:19, 23). Antara mereka terdapat suatu hubungan yang mesra, penuh dengan keakraban. Itulah yang menyebabkan Paulus menyebutnya dalam penulisan surat Filipi ini. Selain dari pada itu, dalam suratnya ini Paulus tidak menyebutkan jabatannya sebagai seorang rasul seperti yang di tulis dalam surat-suratnya yang lain. Hal ini dapat kita annggap sebagai bukti bahwa antara Paulus dan jemaat di Filipi terdapat suatu hubungan yang baik. Mereka mengenalnya dan mereka tahu, bahwa Paulus merupakan seorang rasul. Karena itu tidak perlu lagi Paulus mengemukakan hal itu kepada jemaat di Filipi. Saudara yang dikasihi Tuhan, Paulus dengan Timotius di dalam pelayanannya terjadi suatu keakraban dan kemesraan. Di sisi yang lain, Paulus sebagai seorang pembina sangat dekat dengan jemaat yang di layaninya secara khusus jemaat di Filipi.

Saudara yang dikasihi Tuhan, dari sini kita diajar bahwa sebagai seorang pelayan Tuhan harus memiliki relasi yang baik, akrab dengan rekan kerja kita. Dengan rekan kerja, kita diajak untuk selalu memotivasi, mendukung rekan kerja yang sama-sama berjuang melayani Tuhan. Kita perlu saling menghormati, menghargai antar rekan kerja pada saat kita melayani Tuhan. Relasi yang baik dengan rekan kerja dapat memberikan hasil yang maksimal di dalam melayani Tuhan. Di sisi yang lain tentu suasana kekeluargaan dalam masing-masing pribadi semakin erat di dalam melayani Tuhan. Dengan kesadaran seperti ini, maka kita semua sebagai seorang pelayan Tuhan di tuntut untuk saling hormat-menghormati, harga-menghargai antar rekan kerja. Namun sangat di sayangkan apabila pada masa kini, banyak diantara hamba-hamba Tuhan dengan rekan kerjanya atau rekan sepelayanannya tidak memiliki relasi yang baik. Sangat di sayangkan apabila seorang pelayanan Tuhan dengan rekan kerjanya tidak tercipta suatu hubungan yang harmonis. Hubungan yang tidak harmonis antar rekan kerja akan mengakibatkan dampak yang sangat merugikan di mana Anda melayani Tuhan. Relasi yang tidak baik dengan rekan kerja dalam suatu lembaga akan mengakibatkan kepincangan di dalam pelayan. Dengan adanya hal ini, kita sebagai seorang pelayan Tuhan di motivasi untuk memiliki hati yang saling menghasihi, menghormati, menghargai, tolong-menolong antar rekan kerja.

Saudara….!!! Jika ada diantara Anda sebagai seorang pelayan Tuhan yang tidak memiliki relasi yang baik, harapan saya mulai hari ini jalinlah relasi yang baik dengan rekan kerja Anda. Ingat Anda tidak dapat berjuang sendiri untuk mencapai maksud Allah yang kita idam-idamkan yaitu meraih jiwa sebanyak-banyaknya untuk kemuliaan Tuhan. Buanglah iri hati, perasaan untuk saling menjatuhkan dengan rekan kerja, buanglah pementingan diri sendiri, tetapi marilah kita berorientasi untuk memiki relasi yang baik antar pelayan Tuhan sehinga visi dan misi Tuhan dapat tercapai untuk kemulian-Nya. Di sisi yang lain, kita sebagai seorang pembina diajar untuk memiliki relasi yang baik bukan hanya dengan rekan kerja saja, tetapi kita diajar untuk memiliki relasi yang baik dengan jemaat/dengan orang-orang yang dilayani. Paulus sebagai seorang hamba Tuhan/sebagai seorang pembina telah memiliki relasi yang baik dengan jemaat di Filipi. Sepatutnyalah kita meniru/meneladani kehidupan Paulus. Di mana kita harus memiliki relasi yang baik dengan orang-orang yang dilayani. Seorang Pendeta harus memiliki relasi yang baik dengan jemaat yang dilayaninya. Sebagai seorang pembina harus memiliki relasi yang baik dengan orang yang di bina. Niscaya dengan adanya relasi yang baik ini, kebersamaan kita dengan orang-orang yang kita layani akan tercipta dengan baik. Pendengar yang dikasihi Tuhan, saya sering sekali menemukan di dalam pelayanan relasi antara pembina dengan orang yang di bina, antara hamba Tuhan atau pendeta atau gembala sidang dengan jematnya tidak tercipta relasi yang baik. Salah satu relasi yang tidak tercipta dengan baik, ini terlihat dengan adanya jemaat yang kurang terbuka dengan setiap persoalan dan pergumulannya kepada pendetanya. Banyak jemaat yang tidak mempercayai pendeta-pendetanya, ada kemungkinan dikarenakan karakter pendetanya yang kurang baik/kurang berkenan di hati jemaat. Saudara..!!! saya mengungkapkan hal ini bukan untuk menjelekan para pendeta atau para pembina rohani. Tidak sama sekali. Dengan adanya hal ini, saya mengajak kepada Anda sebagai seorang hamba Tuhan atau sebagai seorang pembina untuk mengoreksi sejauh mana relasi kita sebagai seorang pembina dengan orang yang di bina. Kalau terjadi relasi yang kurang baik antara kita dengan orang yang di layani niscaya pelayanan kita tidak akan maksimal, dan pelayanan kita tidak akan mencapai tujuan Allah yang sesungguhnya yaitu membawa setiap orang untuk mengenal Allah dengan baik. Oleh karena itu, marilah kita mulai hari ini kita menciptakan relasi yang baik dengan rekan sekerja kita. Marilah kita menciptakan relasi yang baik dengan orang-orang yang dilayani oleh kita. Tuhan memberkatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar