Minggu, 08 Februari 2009

Bijak dalam menyelesaikan masalah

Yosua 22:13-14a:

“Kemudian orang Israel mengutus kepada bani Ruben, kepada bani Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu, ke tanah Gilead, imam Pinehasbin Eleasar dan bersama-sama dengan dia sepuluh pemimpin, yakni seorang pemimpin kaum keluarga sebagai wakil tiap-tiap suku Israel.”

Yosua 22:1-34 menjelaskan kepada kita bahwa telah terjadi kesalahpahaman diantara orang Israel, di mana bani Ruben, bani Gad dan setengah suku Manasye telah mendirikan mezbah menghadap ke tanah Kanaan. Hal ini dipandang tidak baik oleh sepuluh suku Israel, sehingga mereka berkumpul untuk memerangi bani Gad, bani Ruben dan setengah suku Manasye. Tetapi dari sini ada sesuatu yang menarik, sebelum mereka mengadakan perang, mereka mengutus perwakilan kaum keluarga untuk menghadap bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu, untuk menanyakan kenapa mereka membangun mezbah? Apakah mereka berbalik dari Tuhan atau tidak? Dengan kata lain sepuluh suku Israel mengadakan komunikasi dan konfirmasi kepada bani Gad, bani Ruben dan suku Manasye. Akhirnya dengan komunikasi dan konfirmasi, permasalahan semakin jelas, bahwa tujuan bani Gad, bani Ruben dan setengah suku Manasye membuat mezbah bukan untuk meninggalkan Tuhan, melainkan hal itu hanya membuktikan bahwa mereka masih setia kepada Tuhan. Sehingga dengan adanya hal ini semua orang Israel memuliakan Allah.

Dari kehidupan bangsa Israel ada dua hal yang kita bisa pelajari untuk kehidupan kita di masa kini. Yang pertama, kita diajar untuk memiliki sikap yang bijak di dalam menyelesaikan masalah. Yang kedua, ketika kita memiliki masalah dengan sesama, salah satunya dapat diselesaikan dengan komunikasi dan konfirmasi. Kalau dua hal ini ada di dalam diri kita, maka niscaya kita akan memiliki relasi yang baik dengan orang lain. Bijaklah dalam menyelesaikan masalah. Tuhan memberkatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar