Rabu, 26 November 2008

Belajar Firman Allah

Program: “BELAJAR FIRMAN ALLAH”
(Oleh: Jajang Sukarjo, S.Th)
=====================
Tema: “MENYALAHGUNAKAN STATUS”
(1 Samuel 2:12-17)

“Adapun anak-anak Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan Tuhan, ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu di masak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga ditangannya dan dicucukannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana ke Silo. Bahkan sebelum lemaknya di bakar, bujang imam itu datang lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang di masak, hanya yang mentah saja. Apabila orang itu menjawabnya bukankah lemak itu harus di baker dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu” maka berkatalah ia kepada orang itu: “Sekarang juga haru skau berikan, kalau tidak aku akan mengambilnya dengan kekerasan.” Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebba mereka memandang rendah korban untuk Tuhan.”

Saudara yang dikasihi Tuhan, berbicara mengenai “jabatan atau status,” hal tersebut dalam diri seseorang seringkali disalah gunakan. Penyalahgunaan jabatan sering kali terjadi dalam kehidupan seseorang demi kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok tertentu. Tidak jarang dengan jabatan atau status yang tinggi, setiap orang dapat bertindak semena-mena terhadap sesamanya, karena dengan adanya hal itu, setiap orang yang memiliki jabatan merasa dirinya punya kekuasaan. Hal ini terjadi tidak hanya di masa kini, melainkan di masa lampau-pun kehidupan seperti ini telah terjadi dalam kehidupan anak-anak imam Lewi. Sauadara yang dikasihi Tuhan, berkaitan dengan hal ini (kehidupan anak-anak Lewi yatiu Hopni dan Pinehas), saya akan menjelaskan kepada Anda mengenai penyalahgunaan status dalam hal ini jabatan imam yang di salah gunakan oleh anak-anak Imam Lewi. Sebelum saya membahas mengenai penyalahgunaan jabatan imam oleh anak-anak lewi, saya akan membahas terlebih dahulu mengenai hak para imam, Sehingga dengan adanya hal ini kita dapat melihat dengan jelas apa yang menjadi hak para Imam dan apa yang bukan menjadi hak para Imam. Saudara yang dikasihi Tuhan, berdasarkan Ulangan 18:3-5, ada beberapa hal yang menjadi hak para imam! Yang menjadi hak para imam diantaranya yaitu: Tuhanlah yang menjadi milik pusaka para imam, imam mendapat paha depan, kedua rahang dan perut besar dari seorang jemaat yang mempersembahkan korban sembelihan. Selain itu imam mendapat hasil pertama dari gandum, anggur dan minyak dan bulu guntingan pertama dari domba, hal ini diperolah dari orang yang mempersembahkan korban kepada Tuhan. Inilah yang menjadi beberapa ketentuan atau hak bagi para imam ketika seseorang mempersembahkan korban kepada Tuhan. Saudara yang dikasihi Tuhan, dari Ulangan 18:3-5, kita dapat melihat melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak imam lewi yang memiliki status atau jabatan sebagai imam. Kesalahan yang pertama yang dilakukan oleh anak-anak imam Lewi, dalam hal ini Pinehas dan Hopni yaitu: “Anak-anak Imam Lewi mengambil bagian yang bukan menjadi hak miliknya.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 12-14 yang tertulis demikian: “Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu di masak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya dan di cucukannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.” Saudara yang dikasihi Tuhan, di dalam mempersembahkan korban kepada Tuhan, korban tersebut dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebagian dari korban itu ditentukan untuk Tuhan, sebagian lagi untuk imam dan sebagian lagi untuk orang yang mempersembahkannya. Di sini anak-anak Eli tidak memperhatikan atau mempedulikan peraturan tersebut. Sehingga hal ini mereka di cap tidak mengindahkan Tuhan atau tidak mengindahkan batas hak para imam. Anak-anak imam lewi tidak sabar menunggu sampai daging itu di masak, mereka tidak mengambil bagian binatang yang di tetapkan oleh hukum Taurat sebagai bagian imam, melaikan garfu bergigi tiga di cucukan mereka ke dalam periuk tempat daging itu dan apa yang di tarik dari dalamnya diambil mereka begitu saja untuk diri mereka sendiri. Dengan berlaku demikian, jelaslah bahwa anak-anak imam lewi tidak berhasrat untuk melayani Tuhan, melainkan mereka menyalahgunakan jabatan imam untuk mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri. Di sini hukum Allah diganti dengan kesewenangan kedua imam itu. Dan apa yang mereka lakukan tidak hanya terhadap satu orang saja, melainkan kepada semua orang Israel yang mempersembahkan korban kepada Tuhan. Ini terlihat jelas di dalam ayat 14 di mana di dalam ayat ini ada pernyataan demikian: “Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.” Ini adalah satu pernyataan di mana anak-anak Lewi yakni Hopni dan Pinehas dalam menyalahgunakan wewenangnya tidak hanya kepada satu orang saja melainkan kepada semua orang Israel yang mempersembahkan korban kepada Tuhan.” Saudara yang dikasihi Tuhan, hal yang pertama yang perlu kita pelajari dari ayat ini, secara khusus ayat 12-14 yaitu: Tidak menyalahgunakan wewenang, kekuasaan, status atau jabatan yang kita miliki demi kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok tertentu. Di masa sekarang ini banyak orang terjebak dalam menyalahgunakan wewenang, kekuasaan, status atau jabatan yang dimilikinya demi kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok-kelompok tertentu. Di sini saya akan memberikan contoh-contoh kepada Anda mengenai penyalahgunaan jabatan, kekuasaan atau status yang dimiliki oleh seseorang. Contoh dalam menyalahgunakan status, jabatan atau kekuasaan untuk kepentingan pribadi yaitu korupsi dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri. Yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa orang suka sekali dengan korupsi, baik itu korupsi yang sifatnya kecil-kecilan maupun korupsi yang sifatnya besar. Hal ini di dasarkan kepada cinta karena uang. Di sisi yang lain, uang merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, uang merupakan sesuatu yang telah menyatu dalam kehidupan manusia. Contoh: kita mau makan, beras, minyak tanah belum ada, untuk membeli beras, untuk membeli minyak tanah pake uang, tidak ada uang tidak ada beras, tidak ada beras konsekwensinya dalam kehidupan seseorang tidak bisa makan atau mengisi perutnya. Ini adalah contoh yang kecil yang seringkali terjadi di dalam kehidupan kita. Sehingga dengan adanya hal ini, banyak orang termasuk di dalamnya orang Kristen berusaha untuk selalu mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Disisi yang lain, manusia selalu memiliki sifat yang egois, yang penting saya kaya, banyak uang, sehingga dengan segala cara untuk mendapatkan uang orang seringkali menyalahgunakan kekuasaan, status atau jabatan yang dimilikinya. Saudara yang dikasihi Tuhan, saya sendiri tidak mengetahui banyak tentang hidup Anda, apakah Anda di masa kini memiliki jabatan atau status sebagai pejabat tinggi, atau pejabat yang biasa-biasa saja. Harapan saya, Anda sebagai seorang Kristen tidak menyalahgunakan kekuasaan, status atau jabatan yang dimiliki oleh Anda. Sebagai seorang Kristen atau anak Tuhan, pakailah status atau jabatan Anda untuk kemuliaan Tuhan, dapat menolong dan membantu sesama yang membutuhkan, sehingga dengan adanya hal ini Anda sebagai seorang Kristen dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Kalau hal ini terjadi di dalam kehidupan kita di masa kini, niscaya nama Tuhan akan dipermuliakan di dalam kehidupan kita dan dalam kehidupan orang banyak. Saudara yang dikasihi Tuhan, jika ada diantara Anda yang sudah dan sedang menyalahgunakan jabatan atau status, kekuasaan yang Anda miliki saat ini demi kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok-kelompok tertentu, bukan untuk kepentingan orang banyak, maka saya menyarankan kepada Anda untuk segera berbalik kepada jalan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena pada saatnya kita akan menuai apa yang telah kita tabur di dalam kehidupan kita di masa kini. Selagi Tuhan panjang sabar terhadapa Anda, bertobatlah Anda kepada Tuhan. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat kesalahan yang kedua yang dilakukan oleh anak-anak imam lewi yaitu Hopni dan Pinehas. Kesalahan yang kedua yang dilakukan oleh anak-anak Lewi dalam hal ini Hopni dan Penihas yaitu: “Anak Lewi (Hopni dan Pinehas) tidak menghormati Tuhan.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 15-17 yang tertulis demikian: “Bahkan sebelum lemaknya di bakar, bujang imam itu datang lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang di masak, hanya yang mentah saja. Apabila orang itu menjawabnya bukankah lemak itu harus di bakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu maka berkatalah ia kepada orang itu: “Sekarang juga harus kau berikan, kalau tidak aku akan mengambilnya dengan kekerasan.” Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk Tuhan.” Saudara yang dikasihi Tuhan, berdasarkan ayat ini jelas bahwa Hopni dan Pinehas yang memiliki jabatan Imam tidak menghormati Tuhan. Tidak hormatnya Hopni dan Pinehas kepada Tuhan terlihat dengan adanya mengambil lemak yang belum di baker, mereka tidak mau lemak yang sudah matang melainkan yang mentah, dengan adanya hal ini mereka telah melanggar aturan yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel secara turun temurun. Kalau orang yang mempersembahkan tersebut tidak memberikannya maka mereka memberikan kekerasan kepada orag Israel yang membrikan persembahannya kepada Tuhan. Di samping itu Hopni dan Pinehas tidak mau menerima teguran dari orang-orang Israel yang meprsembahkan korban kepada Tuhan, bahwa apa yang diperbuatnya telah melanggar hukum Tuhan. Dengan melanggar hukum Tuhan berarti tidak menghomati Tuhan. Pendengar yang dikasihi Tuhan, dari ayat 15-17 ini yang dapat kita pelajari untuk kehidupan kita di masa kini yaitu kita harus menghormati Tuhan. Apa yang menjadi ketetapan Tuhan bagi kehidupan kita, kita tidak boleh mengubahnya sedikitpun. Kita sebagai orang percaya kepada Yesus harus tunduk kepada ketetapan-ketetapan Tuhan yang telah dibuat untuk kita. Dari kita hanya dituntut untuk selalu taat kepada Tuhan dan menghormatinya dengan segenap dan kesungguhan hati kita. 1 Samuel 2:b tertulis demikian: “Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan di pandang rendah.” Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat akibat Hopni dan Pinehas telah menyalagunakan jabatan atau kekuasaannya serta tidak menghormati Tuhan. Akibat Hopni dan Pinehas yang telah menyalahgunakan jabatan dan tidak menghormati Tuhan, akibatnya yaitu “kematian.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 34 yang tertulis demikian: “Inilah yang akan menjadi tanda bagimu, yakni apa yang akan terjadi kepada kedua anakmu itu, Hopni dan Pinehas: pada hari yang sama keduanya akan mati.” Inilah akibat bagi setiap orang yang hidup menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang atau jabatan yang dimiliki. Hukuman dalam Perjanjian Lama cukup keras. Pada prinsipnya setiap orang yang tidak hidup sesuai dengan ketetapan Tuhan dan tidak menghormati Tuhan serta menyalah gunakan wewenang untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau yang lain maka kita akan didisiplinkan oleh Allah. Bentuk dan disiplin yang diberikan oleh Tuhan tergantung sesuai dengan kehendak-Nya. Mari kita berdoa.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar