Rabu, 26 November 2008

Belajar Firman Allah

Program: “BELAJAR FIRMAN ALLAH”
(Oleh: Jajang Sukarjo, S.Th)
=====================
Tema: “MENYUKAKAN HATI TUHAN”
(Galatia 1:6-10)

Saudara yang dikasihi Tuhan, pada hari ini kita akan belajar firman Tuhan dengan tema: “Menyukakan Hati Tuhan” yang diambil dari kitab Galatia 1:6-10 yang tertulis demikian:
“Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia, Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”

Saudara yang dikasihi Tuhan, dari ayat yang sudah saya baca ini, ayat yang menjadi dasar dari pembelajaran firman Tuhan pada hari ini yaitu ayat yang ke 10. Ayat 10 tertulis demikian: “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia, atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam pembelajaran firman Tuhan pada hari ini, saya akan membaginya menjadi 3 bagian. Yang pertama, saya akan membahas mengenai pelayanan yang berorientasi menyukakan hati manusia. Yang kedua, saya akan membahas mengenai akibat pelayanan yang berorientasi menyukakan hati manusia. Yang ketiga, saya akan membahas mengenai pelayanan yang berorientasi menyukakan hati Allah. Tiga hal inilah yang akan kita pelajari dalam pembelajaran firman Tuhan pada hari ini. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang pertama yaitu: “pelayanan yang menyukakan hati Manusia.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 10, di mana di dalam ayat 10 ini ada kalimat: “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah.” Di dalam kalimat ini ada kata: “kesukaan manusia” dalam teks asli Alkitab memakai kata: antropos peitho. Kata: “kesukaan” memakai kata: peitho yang memiliki arti: “membujuk, menyakinkan, berusaha, menyenangkan, menyogok, menjadi yakin, menaati.” Dengan pengertian ini, yang dimaksud dengan “kucari kesukaan manusia atau mencari kesukaan manusia” (antropos peitho) yaitu: “berusaha menyenangkan manusia, berusaha menyakinkan manusia, berusaha menaati manusia.” Menyakinkan di sini memiliki arti: “mengubah konsep atau cara berpikir seseorang.” Sedangkan menyenangkan manusia di sini memiliki arti: “mengubah diri sendiri atau menyesuaikan diri sendiri kepada perasaan orang lain.” Saudara yang dikasihi Tuhan, menyukakan manusia juga terlihat dengan adanya kalimat: “Adakah kucoba berkenan kepada manusia?” Di dalam kalimat ini ada kata: “kucoba” dalam teks asli Alkitab memakai kata: zeteo yang memiliki arti: “menyelidiki, mencari, memeriksa, berusaha, berusaha mendapat, menginginkan, meminta, menuntut.” Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kalimat: “adakah kucoba berkenan kepada manusia,” kalimat ini di terjemahkan dengan kalimat: “Atau aku mencari jalan diperkenan oleh manusiakah?” Yang perlu kita garis bahwa dari kalimat ini yaitu: “mencari jalan diperkenan oleh manusia.” Di sini ada unsur berusaha, berusaha mendapat perkenanan dari manusia. Saudara yang dikasihi Tuhan, Paulus di dalam pelayanannya terhadap jemaat di Galatia, tidak pernah mencari kesukaan manusia atau perkenanan manusia, ini terlihat dengan adanya pemberitaan Injil yang di sampaikan oleh dirinya, bahwa Injil yang di beritakan oleh Paulus adalah Injil Kristus. Tujuan utama Paulus di dalam menyampaikan Injil kepada jemaat di Galatia bukan untuk menyenangkan hati manusia, bukan supaya dirinya di perkenan oleh manusia, tetapi Paulus menyampaikan Injil, supaya jemaat di Galatia dapat hidup di dalam Injil dan memperoleh persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Hal ini tentunya berbeda dengan orang-orang yang memberitakan injil yang berbeda dengan Injil Paulus. Orang-orang yang memberitakan Injil yang lain, mereka selalu berusaha menyenangkan atau berusaha diperkenan oleh manusia. Saudara yang dikasihi Tuhan, yang dapat kita pelajari dari hal ini yaitu melakukan pemberitaan Injil dengan tidak mencari perkenanan, atau berusaha mencari jalan diperkenan oleh manusia atau berusaha mencari kesukaan manusia. Ini adalah hal yang pertama yang dapat kita pelajari dalam pembelajaran firman Tuhan kali ini. Banyak orang pada masa kini, di dalam setiap pelayanannya seringkali terjebak atau jatuh kepada keinginan untuk mencari atau berusaha di perkenan oleh manusia. Jadi apa yang dilakukan di dalam setiap pelayanannya hanya sekedar mencari kesukaan manusia atau dengan kata lain, orientasi pelayanannya hanya sekedar di tujukan kepada manusia. Saya menyarankan kepada teman-teman yang melayani Tuhan, atau hamba-hamba Tuhan yang melayani Tuhan diladang-Nya jangan sampai kita jatuh kepada berusaha mencari di perkenan oleh manusia. Atau orientasi pelayanan kita hanya sekedar untuk menyenangkan atau menyukakan hati manusia. Kalau kita sudah terjebak kepada hal ini, maka pelayanan kita tidak akan berjalan dengan efektif, akibat yang paling fatal kalau pelayanan kita, atau pemberitaan kita hanya untuk mencari kesukaan manusia maka kebenaran tidak akan sampai kepada orang yang kita layani. Hal ini terjadi karena kebenaran yang sesungguhnya telah di manipulasi untuk menyenangkan hati manusia. Di sisi yang lain dalam pemberitaan firman kita akan gagal dalam menyatakan dosa. Kita akan lebih banyak diatur atau dikendalikan oleh keinginan sesama atau orang-orang yang kita layani. 1 Tesalonika 2:4 tertulis demikian: “Sebaliknya karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.” Dengan adanya hal ini, kita patut belajar dari Paulus bahwa pelayanan bukan hanya sekedar menyenangkan hati manusia tetapi menyenangkan hati Allah. Kolose 3:23-24 tertulis demikian: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya.” Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang kedua yaitu: “akibat pelayanan yang menyukakan hati manusia.” Akibat pelayanan yang menyukakan hati manusia yaitu: “bukan hamba Krisus.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 10, dalam kalimat terakhir tertulis demikian: “maka aku bukanlah hamba Kristus.” Kalimat: “maka aku bukanlah hamba Kristus” dalam teks asli Alkitab memakai kata: Kristou doulus ouk an emen. Kristou doulus ouk an emen memiliki arti: “maka aku pasti bukan hamba Kristus.” Yang perlu di garis bawahi atau perlu di tekankan di sini adalah kata: “aku pasti bukan hamba Kritus.” Dalam Alkitab Terjemahan Lama menerjemahkan dengan kalimat: “Maka bukanlah aku hamba Kristus.” Ini adalah konsekwensi dari setiap pelayanan yang berusaha menyenangkan atau menyukakan hati manusia. Ini adalah pelayanan yang berusaha mencari perkenanan hati manusia. Ini adalah akibat dari setiap pelayanan yang berusaha ingin di puji, diagungkan oleh manusia, bahwa dirinya pasti bukan hamba Kristus melainkan hamba manusia. Dengan kata lain pelayanan yang berorientasi untuk mencari perkenanan manusia adalah hamba manusia bukan hamba Kristus. Totalitas hidup dan pelayanan seseorang yang hanya berusaha mencari kesukaan manusia berarti dia adalah hamba manusia bukan hamba Kristus. Ini adalah konsekwensi dari pelayanan yang berusaha mencari perkenanan manusia. Ini adalah hal yang kedua yang dapat kita pelajari dari pembelajaran firman Tuhan pada hari ini. Pendengar yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang ketiga yaitu: “pelayanan yang menyukakan hati Tuhan.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 10, di dalam ayat ini ada kalimat yang tertulis: “atau kesukaan Allah.” Kata: “kesukaan Allah” dalam teks asli Alkitab memakai kata: peitho tou theon yang memiliki arti: “menyenangkan Tuhan atau berusaha mencari kesukaan Tuhan.” Saudara yang dikasihi Tuhan, Paulus di dalam setiap pelayanannya dan totalitas hidupnya selalu menyenangkan, menyukakan hati Allah. Dia selalu rindu untuk di perkenan oleh Allah. Apa yang dia lakukan semata-mata hanya untuk menyenangkan hati Tuhan, dan ini berdampak kepada setiap jemaat yang dilayaninya. Dampaknya Injil dapat diberitakan dengan efektif. Kebenaran Allah dapat sampai dengan tidak di manipulasi oleh Paulus. Pendengar yang dikasihi Tuhan, yang ketiga yang perlu kita pelajari dari pembelajaran firman Tuhan hari ini yaitu melayani hanya untuk menyenangkan hati Tuhan. Motivasi pertama di dalam melayani adalah menyenangkan Tuhan, bukan menyenangkan diri sendiri atau keluarga kita, bukan juga menyenangkan sesama kita, tetapi kita harus berusaha menyenangkan hati Tuhan. Saya yakin ketika Tuhan di senangkan di dalam setiap pelayanan atau dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan untuk kemuliaan Allah, maka hal ini memiliki dampak kepada sesama, dimana manusia turut bersukacita atas apa yang kita buat atau kita kerjakan untuk kemuliaan Allah. Ini adalah hal yang perlu kita sadari pada saat kita melayani Tuhan, dalam setiap totalitas hidup kita. Dalam setiap pelayanan yang kita kerjakan semata-mata hanya untuk menyenangkan atau menyukakan hati Tuhan. Konsekwensi dari menyukakan hati Allah maka kita adalah hamba Kristus. Pendengar yang dikasihi Tuhan, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk Anda, apa yang di cari ketika Anda melibatkan diri untuk melayani Tuhan? Apa motivasi Anda di dalam melakukan pelayanan bagi Tuhan? Apakah hanya sekedar mencari untuk diperkenan, dipuji, atau agungkan oleh manusia? Ataukah sebaliknya, di dalam setiap pelayanan yang kita lakukan, kita berusaha mencari perkenanan Allah? Kalau ada diantara Anda di hari ini, yang melakukan pelayanan dengan motivasi supaya diperkenan oleh manusia, berarti apa yang Anda lakukan hanya kesia-siaan belaka, dan firman Tuhan hari ini mengatakan kepada kita bahwa kita bukanlah hamba Kristus. Berbicara mengenai hamba Kristus berarti kita adalah milik Kristus, berbicara mengenai milik Kristus berarti diri kita sendiri bukanlah milik kita sendiri, melainkan miliknya Tuhan. Dengan adanya hal ini totalitas hidup kita hanya untuk Tuhan, apa yang kita lakukan hanya untuk kemuliaan-Nya supaya nama Tuhan di anggungkan dan ditinggikan dalam hidup dan pelayanan kita. Bagi Anda yang mungkin sudah jatuh di dalam menyenangkan atau menyukakan hati manusia dalam melakukan pelayanan maka hendaknya kita kembali kepada motivasi yang benar yaitu melayani hanya untuk menyenangkah hati Allah, berusahalah untuk selalu diperkenan oleh Tuhan. Supaya kita diperkenan oleh Tuhan maka konsekwensinya di dalam setiap pelayanan harus dilakukan dengan penuh kesungguhan, kestiaan dan kerja keras kita untuk kemulian-Nya. Saudara yang dikasihi Tuhan, saya mengajak kepada Anda pada hari ini, dalam setiap pelayanan kita biarlah Tuhan yang disenangkan, Tuhan yang di sukakan, maka kita adalah hamba Kristus. Tuhan memberkati Anda.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar