Senin, 24 November 2008

Belajar Firman Allah

Program: BELAJAR FIRMAN ALLAH
Firman Tuhan: Yohanes 8:2-11
Oleh: Jajang Sukarjo, S.Th
========================
Tema: KEKRISTENAN SEJATI

Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam segala hal, manusia, khususnya orang percaya perlu mengetahui bagaimana segarusnya bersikap dalam menanggapi segala sesuatu yang terjadi. Dan sikap yang kita tampakkan akan menunjukkan keberadaan siapa diri kita sesungguhnya/sebenarnya.

Saudara, dalam teks ini kita akan melihat sikap dari beberapa pribadi dalam hal menanggapi kasus perzinahan seorang wanita.

Saudara, dalam arah itu kita hendak melihat dua sikap yang nampak jelas dalam teks ini yang sekaligus merupakan pelajaran bagi kehidupan kita sehari-hari, yakni: pertama, Sikap terhadap orang berdosa. Dalam teks ini, Saudara, Kitab Suci menyatakan kepada kita dua contoh sikap yang sangat berbeda/kontras, yakni sikap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi serta sikap Tuhan Yesus Kristus sendiri.

1. Sikap orang fasik (ay.3–6).

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ada beberapa sikap yang sangat mengerikan yang ditunjukkan oleh orang fasik di sini yang perlu untuk kita pahami agar kita tidak mengulang kebodohan yang sama ketika kita melihat kejatuhan orang lain apalagi saudara kita yang seiman yang membutuhkan pertolongan kita, di antaranya adalah:

a. Mereka mempermalukan wanita ini! Mengapa? Sebenarnya wanita ini sudah sangat malu ketika dia ketangkap basah waktu berbuat dosa atau berzinah dengan laki-laki yang notabene bukan suaminya. Tentunya rasa malu akibat tertangkap ini sudah sangat menakutkan bagi dia. Siapa yang peduli tentang alasan dia melacurkan dirinya seperti itu? Mungkin karena tekanan hidup/ekonomi yang sangat berat yang memaksa dia melakukan perzinahan itu, atau alasan lainnya! Tetapi yang pasti tidak ada perempuan waras atau normal yang dengan senang hati mau melacurkan dirinya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, memang benar dosa tidak boleh dikompromi, tetapi dengan mengetahui latar belakang orang yang jatuh dalam dosa setidaknya membuat kita tidak cepat untuk menghakimi orang tersebut. Tetapi orang-orang fasik ini mempermalukan dia dengan menyeret dia secara kasar dan mempertontonkannya di depan umum dengan mengumbar dosa perempuan ini secara vulgar. Itulah bagian yang pertama, yakni mempermalukan sesama.
b.Mereka bertindak seolah-olah mereka lebih pantas/layak untuk menjadi hakim atas orang lain sehingga semua mereka menunjukkan jarinya kepada perempuan ini dan berkata: dasar pelacur tidak tahu diri, pendosa dan caci maki lainnya yang menunjukkan seolah-olah mereka begitu jijik dengan dosa! Tetapi, Saudara, sesungguhnya tidak sama sekali! Karena, Mereka bersikap tidak adil! Jika mereka sungguh-sungguh jijik dan prihatin terhadap dosa, maka seharusnya mereka juga harus menyeret laki-laki yang berzinah dengan perempuan itu juga, tapi kenyataannya mereka tidak membawa serta laki-laki itu, dengan demikian laki-laki itu tetap saja melanjutkan dosanya dengan perempuan lain. Itulah yang kedua, yakni bertindak seolah-olah mereka lebih pantas/layak untuk menjadi hakim.

c.Tujuan mereka semata-mata adalah untuk memuaskan nafsu yang ada dalam diri mereka untuk menjatuhkan Yesus dan mencari-cari kesalahan dalam diri Yesus. Betapa jahatnya mereka yang tega memakai kelemahan orang lain untuk kepuasan nafsu mereka sendiri.
Karena itu, Saudara, sesungguhnya mereka tidak peduli, tidak interest, tidak prihatin dengan kejatuhan orang lain dan tidak meratapi dosa yang sedang terjadi saat itu. Itulah pokok yang ketiga, yakni mencari dan memuaskan nafsu.

d.Semua ini terjadi karena mereka hanya mengetahui dan menyimpan Firman Tuhan dalam otak dan bukan hati mereka untuk diimani dan dilakukan. Ini bahayanya jika kita berada atau bersikap seperti orang fasik ini, yakni sombong dan merasa lebih baik dan benar dari orang lain.

Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana sikap kita jika kita berada pada posisi seperti mereka, yakni ketika kita tahu atau kita melihat saudara kita jatuh dalam dosa? apakah kita berlaku seperti ahli-ahli Taurat atas orang Farisi, janganlah kita bersikap layaknya orang fasik yang sombong itu tetapi kita harus membuat perbedaan dalam sikap hidup kita dengan apa yang telah mereka lakukan, yakni dengan sikap yang Tuhan Yesus tunjukkan. Itulah bagian besar pokok yang pertama, yakni sikap terhadap kejatuhan/dosa orang lain, yang Kitab Suci nyatakan kepada kita melalui ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, yakni pertama, bertindak seolah-olah mereka lebih pantas/layak untuk menjadi hakim atas orang lain! Kedua, mencari dan memuaskan nafsu. Dan ketiga hanya mengetahui/memahami Kitab Suci secara logika tetapi tidak dipraktekkan, tidak digubris. Itulah bagian yang pertama renungan kita.



2. Sikap Tuhan Yesus
Suadara yang dikasihi Tuhan, Yesus adalah Tuhan yang padaNya tidak ada cacat, cela, noda dosa setitikpun. Dialah satu-satunya yang pantas dan layak menunjukkan jariNya bahkan menghakikimi perempuan yang berzinah itu. Tetapi Yesus tidak mau melakukan hal itu sama sekali. Lalu apa yang Yesus lakukan? Sikap Tuhan Yesus ini sungguh-sungguh harus kita perhatikan dan kita usahakan untuk dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, yakni:

a.Menolong perempuan yang jatuh itu, menerima dia, memahami keberadaan perempuan itu tetapi, hal itu bukan berarti Yesus berkompromi dengan dosa, tidak sama sekali, sama sekali tidak! Yesus mengampuni perempuan itu namun Dia juga berkata pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang! Itulah yang pertama, yakni menolong dan memahami keberadaan sesama.

b.Yesus memberi arti dan nilai tersendiri bagi perempuan ini ketika Yesus mengampuninya dan tidak memandang hina pelacur ini, apalagi menghakimi dia, walaupun Yesus memiliki hak mutlak untuk itu. Tuhan Yesus Kristus mengasihi orang berdosa tetapi membenci dosa.

c.Yesus memberikan perintah yang baru agar perempuan ini tidak tenggelam dalam dosa dan agar dia bangkit dan memulai kehidupan yang berarti bagi Tuhan dan sesamanya, yakni ketika Yesus berfirman: pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Kata “sekarang” memiliki makna sejak berjumpa dengan Yesus, sejak menerima pengampunan-Nya, sejak menjadi manusia baru. Apa yang Tuhan lakukan ini hendaklah menjadi dasar sikap kita, Saudara dan saya, terhadap kelemahan dan dosa orang lain. Hal yang paling sederhana dan yang dapat dilakukan oleh siapapun juga adalah berdoa bagi orang-orang di sekitar kita yang kita tahu bahwa mereka bergumul dengan kelemahan mereka. Selain berdoa kita juga perlu untuk memberikan perhatian yang nyata, jangan memandang rendah keadaan mereka tetapi berusaha untuk memaafkan dan memahami mereka bahkan sekaligus menolong mereka keluar dari persoalan yang melilit mereka.

Saudara, untuk dapat melakukan hal tersebut maka kita harus sadar akan keberadaan diri kita sesungguhnya yakni bahwa kita sebenarnya tidak lebih baik dari orang lain. Dan bahwa kita juga punya peluang/kecenderungan untuk mengalami kejatuhan yang fatal seperti yang orang lain alami. Dan kita tidak seharusnya membandingkan besar kecilnya dosa kita, karena andaikan kita hanya memiliki setitik dosa maka setitik dosa kita itu sama menjijikkan dengan segunung dosa orang lain.

Saudara, dengan tegas Yesus katakan bahwa jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari orang lain, maka engkau tidak layak masuk ke dalam kerajaanKu. Karena mari kita bersikap sebagaimana seharusnya sikap anak-anak Tuhan dan bukan orang fasik yang tidak mengenal Allah dalam hati mereka dan hanya memakai firman Tuhan untuk puaskan nafsu mereka.

Saudara yang dikasihi Tuhan, itulah bagian kedua renungan kita mengenai sikap Tuhan Yesus yakni pertama, “menolong,” kedua memberi arti/menolong orang berdosa, dan ketiga, hidup dipulihkan dan dibereskan.
Itulah Saudara, bagian besar pokok kedua renungan kita, tetapi menjadi pertanyaan bagi kita, bagi Saudara dan saya, sejauh mana kita memiliki sikap seperti Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana teks perikop renungan kita? sudahkah kita mewujudnyatakan hidup benar, sesuai dengan perintah/kehendak Allah? Mari kita berdoa!









Tidak ada komentar:

Posting Komentar