Rabu, 26 November 2008

Belajar Firman Allah

Program: “BELAJAR FIRMAN ALLAH”
(Oleh: Jajang Sukarjo, S.Th)
=====================
Tema: “MENANG DARI PERSOALAN HIDUP”
(1 Samuel 1:1-20)

Saudara yang dikasihi Tuhan, pada hari ini kita akan belajar firman Tuhan dengan tema: “Menang Dari Persoalan Hidup” yang diambil dari kitab 1 Samuel 1:1-20, tetapi saya hanya membaca beberapa ayat saja. Ayat 1-3 tertulis demikian: “Ada seorang laki-laki dari Ramataim Zofim dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. Orang ini mempunyai dua siteri; yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina, Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak. Orang itu dari tahun ketahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam Tuhan ialah kedua anak Eli, Honi dan Pinehas.” Ayat 6-7 tertulis demikian: “tetapi madunya menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena Tuhan telah menutup kandungannya. Demikianlah terjadi dari tahun ketahun, setiap kali Hana pergi ke rumah Tuhan, Penina menyakiti hati Hana sehingga ia menangis dan tidak mau makan.” Ayat 9-10 tertulis demikian: “Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci Tuhan, dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.” Ayat 15 tertulis demikian: “Tetapi Hana menjawab: “Bukan tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati, anggur atau minuman yang memabukan tidak kuminum, melainkan aku mecurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan.” Ayat 19-20 berkata demikian: “Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN, kemudian pulanglah mereka kerumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, Tuhan ingat kepadanya. Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki, ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: Aku telah memintanya dari pada TUHAN.” Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam pembelajaran firman Tuhan kali ini, saya akan membagi menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama, saya akan membahas mengenai persoalan hidup yang dialami oleh Hana. Bagian yang kedua, saya akan membahas mengenai cara Hana dalam menghadapi persoalan hidupnya. Yang ketiga, saya akan membahas mengenai respon Tuhan terhadap persoalan hidup yang dialami oleh Hana. Tiga hal inilah yang akan kita pelajari di dalam pembelajaran firman Tuhan kali ini. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang pertama yaitu: “persoalan hidup yang dialami oleh Hana.” Persoalan hidup yang dialami oleh Hana, ini dapat dilihat di dalam ayat 5-7 yang tertulis demikian: “ Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab Tuhan telah menutup kandungannya. Tetapi madunya menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena Tuhan telah menutup kandungannya. Demikianlah terjadi dari tahun ketahun, setiap kali Hana pergi rumah Tuhan, Penina menyakiti hati Hana sehingga ia menangis dan tidak mau makan.” Dari ayat 5-7 ini ada beberapa persoalan hidup yang dihadapi oleh Hana. Persoalan Hana yang pertama yaitu: “Hana mandul atau tidak memiliki anak.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 5, di mana di dalam ayat 5 ini ada pernyataan bahwa Tuhan telah menutup kandungannya, hal ini di tegaskan sebanyak dua kali, bahwa Hana tidak memiliki anak. Dalam kehidupan bangsa Israel, secara khusus bagi kaum wanita, anak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Kalau seorang perempuan Israel bersuami tetapi tidak melahirkan anak maka hal itu dianggap sebagai suatu aib. Isteri yang mandul dianggap tidak bisa memenuhi harapan suaminya. Isteri yang mandul dianggap tidak memiliki harapan kehidupan sesudah mati, karena keturunannya tidak ada. Di sisi yang lain, anak merupakan sesuatu yang penting di kalangan Israel karena orang Israel termasuk bangsa yang selalu mengarahkan harapannya kemasa depan. Hal ini jelas kelihatan dalam janji tiga rangkap kepada Abraham (Kej 12:1-2), kemudian dalam hubungan orang Israel akan hari Tuhan dan kedatangan Messias. Tiap-tiap orang Israel rindu mengambil bagian dalam keselamatan yang dijanjikan Allah untuk masa depan. Anda kata seorang meninggal dunia, sebelum janji Tuhan itu di sampaikan, maka hal itu tidak begitu mengecewakan jika ada anak-anaknya, tetapi jika tidak mempunyai anak maka harapannya seolah-olah terputus, keluarganya dihapuskan sebelum seluruh dunia diliputi oleh keselamatan yang dari Allah. Dari sini saya dapat menyimpulkan bahwa secara biologis anak dalam kehidupan Hana sebagai seorang perempuan Israel menurapan sesuatu yang sangat penting, tidak hanya secara biologis tetapi secara teologis hal ini juga merupakan sesuatu yang sangat penting. Alasan teologis yaitu kepercayaan akan janji Tuhan dan keinginan akan menyaksikan keselamatan yang Tuhan. Hal inilah yang dirindukan oleh Hana, sehingga dalam merindukan seorang anak dalam hidupnya, Hana sampai menangis kepada Tuhan, dia tidak makan, bahkan dirinya dianggap sebagai orang mabuk karena beban dan pergumulannya. Dengan memiliki anak maka Hana secara biologis keturunanya dapat terus ada, dan secara teologis keturunan Hana dapat menantikan keselamatan yang datang dari Allah. Inilah yang dirindukan dan dicita-citakan oleh Hana. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat persoalan Hana yang kedua, persoalan Hana yang kedua dapat dilihat di dalam ayat 6-7, di mana di dalam ayat ini di jelaskan bahwa Hana selalu di sakiti oleh madunya atau isteri kedua dari Elkana yaitu Penina. Penina selalu menyakiti Hana. Kata: “menyakiti” dalam teks asli Alkitab memakai kata: qaas yang memiliki arti: “menyakiti hati, menjengkelkan, mendongkolkan, marah.” Penina selalu menyakiti, mendongkolkan atau membuat marah hati Hana. Penina menyakiti hati Hana tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja melainkan hal ini terjadi dari tahun ketahun. Dalam Alkitab Terjemahan Lama diterjemahkan dengan kalimat: “pada tiap-tiap tahun, setiap kali ia pergi kehulu, kerumah Tuhan, dipersakitinya hatinya, sehingga menangislah ia dan tiada mau makan.” Berdasarkan kalimat dari tahun ketahun atau tiap-tiap tahun, menunjukkan bahwa Hana disakit dalam kurun waktu yang cukup lama. Ini adalah penderitaan atau persoalah yang dialami oleh Hana di dalam hidupnya. Dia mengalami ejekan dari Penina secara terus-menerus dari tahun ketahun. Penina menjadi seorang yang sombong karena dia bisa melahirkan anak, seakan-akan bahwa dia dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu bagi Israel, sedangkan Hana tidak berguna bagi suaminya dan bangsanya. Ini adalah persoalan hidup yang kedua yang dialami oleh Hana. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang kedua yaitu: “cara Hana mengatasi persoalan hidupnya.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 9-10,15. Berdasarkan ayat ini, ada beberapa cara Hana dalam mengatasi persoalan hidupnya. Cara Hana yang pertama yaitu: “Hana dalam menghadapi persoalan hidupnya dengan berdoa kepada Tuhan.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 9-10 yang tertulis demikian: “Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci Tuhan, dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.” Pendengar yang dikasihi Tuhan, berdasarkan ayat 9-10 ini, ketika Hana mandul atau belum memiliki anak, dan ketika dia di sakiti oleh madunya atau iserti kedua dari Elkana maka dia berdoa kepada Tuhan. Bahkan kalau kita melihat ayat ke 3, di dalam ayat 3, dijelaskan bahwa Hana datang kepada Tuhan dari tahun ketahun. Dengan kata lain Hana sungguh sangat setia berdoa kepada Tuhan. Ini adalah solusi Hana ketika dia diperhadapkan dengan persoalan dan tantangan hidup yang terjadi di dalam hidupnya. Saudara yang dikasihi Tuhan, dari hal ini yang patut kita pelajari adalah ketika kita diperhadapakan dengan persoalan hidup, kita diajar untuk selalu berdoa kepada Tuhan. Kita harus selalu belajar meminta pertolongan dari Tuhan. Tetapi seringkali banyak orang terjebak kepada mengandalkan diri sendiri, mengandalkan orang lain, ini adalah jalan yang seringkali kita tempuh ketika kita diperhadapkan dengan persoalan-persoalan hidup, yang pada pada akhirnya hanya kekecewaan bukan solusi yang terbaik yang kita dapatkan. Solusi yang terbaik ketika kita diperhadapkan dengan tantangan, persoalan dan pergumulan hidup yaitu berdoa kepada Allah. Matius 11:28 tertulis demikian: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Saudara yang dikasihi Tuhan, saya tidak tahu apa yang menjadi pergumulan Anda hari ini, jika ada diantara Anda yang sedang mengalami persoalan dan pergumulan hidup, baik itu berkaitan dengan usaha dan pekerjaan, berkaitan dengan teman hidup, kebutuhan rumah tangga, solusi yang terbaik dalam menyelesaikan itu yaitu berdoa kepada Tuhan, meminta pimpinan serta petunjukNya, maka niscaya dia akan menolong kita. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat cara Hana yang kedua di dalam mengatasi persoalan hidupnya. Cara Hana yang kedua di dalam mengatasi setiap persoalan hidupnya yaitu: “Hana mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 15 tertulis demikian: Tetapi Hana menjawab: “Bukan tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati, anggur atau minuman yang memabukan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan.” Pendengar yang dikasihi Tuhan, di dalam ayat 15 ini ada kata: “mencurahkan” dalam teks asli Alkitab memakai kata: saphakh yang memiliki arti: “mencurahkan atau menuangkan.” Solusi yang kedua ketika Hana diperhadapkan dengan persoalan hidup yaitu tidak memiliki anak dan selalu di hina dan diejek oleh Penina, maka Hana mencurahkan isi hatinya atau mencurahkan setiap pergumulan dan persolaanya kepada Tuhan. Dari hal ini yang patut kita pelajari yaitu: “mengungkapkan pergumulan atau persoalan hidup kepada Tuhan.” Saudara yang dikasihi Tuhan, adakah diantara Anda hari ini yang sedang memiliki beban yang berat untuk dipikul oleh Anda. Kalau ada diantara Anda hari ini yang sedang memiliki beban yang berat, ungkapkanlah setiap persoalan dan pergumulan Anda kepada Tuhan, curahkan isi hatimu kepada Tuhan. Tuhan tahu apa yang menjadi persoalan dan pergumulan hidup Anda. Dia hanya ingin mendengar keluhan Anda dan teriakan Anda untuk meminta tolong kepada-Nya. Jangan keraskan hatimu, sekarang juga datanglah kepada Tuhan. Maka kemenangan itu telah menanti hidup Anda. Pendengar yang dikasihi Tuhan, kita akan melihat yang ketiga yaitu respon Tuhan atas setiap tindakan yang diambil oleh Hana ketika mendapatkan persoalan hidup. Respon Tuhan atas setiap tindakan yang diambil oleh Hana ketika diperhadapkan dengan persoalan yaitu: “Tuhan mengabulkan atau menjawab permohonan Hana.” Ini dapat dilihat di dalam ayat 19-20 yang tertulis demikian: “Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN, kemudian pulanglah mereka kerumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, Tuhan ingat kepadanya. Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki, ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: Aku telah memintanya dari pada TUHAN.” Saudara yang dikasihi Tuhan ayat ini menunjukkan respon Tuhan atas setiap jawaban yang dipergumulkan oleh Hana. Allah tidak pernah mengecewakan hidup kita atau hidup anak-anaknya, dia selalu mendengar keluh kesah kita, mendengar jeritan hati kita, oleh karena itu ketika kita diperhadapkan oleh persoalan hidup datanglah kepada Tuhan maka kita akan memperoleh kemenangan yang gilang gemilang. Tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan kalau kita bersama dengan Tuhan. Tuhan memberkati Anda.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar